Italia kian mantap menuju pengakuan resmi Negara Palestina pascagencatan senjata

id Palestina

Italia kian mantap menuju pengakuan resmi Negara Palestina pascagencatan senjata

Arsip foto - Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni menyampaikan pandangan saat pembukaan KTT G20 Indonesia 2022 di Nusa Dua, Bali, Selasa (15/11/2022). (ANTARA/MEDIA CENTER G20 INDONESIA/Prasetyo Utomo/wsj.)

Brussels (ANTARA) - talia semakin dekat untuk mengakui keberadaan negara Palestina setelah tercapainya kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Gaza, kata Perdana Menteri Giorgia Meloni, Senin (13/10).

“Jelas, jika rencana ini benar-benar dijalankan, maka pengakuan Italia terhadap Palestina akan semakin dekat,” ujar Meloni kepada wartawan di sela-sela KTT Perdamaian Sharm el-Sheikh di Mesir, seperti dikutip kantor berita ANSA.

Baca juga: Pertahanan Sipil Gaza: 9.500 Warga Masih Hilang di Tengah Puing-Puing Perang

Ia menegaskan bahwa Italia berkomitmen mendukung pembentukan negara Palestina sambil terus memberikan bantuan kemanusiaan bagi rakyat Gaza.

Meloni menambahkan bahwa Italia siap membantu menstabilkan situasi di Gaza, termasuk dengan mengerahkan pasukan Carabinieri apabila hal itu dimandatkan oleh resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa.

“Italia siap menjalankan perannya. Ini kesempatan besar dan hari bersejarah. Saya bangga Italia hadir di sini,” kata Meloni.

Ia menyebut kesepakatan gencatan senjata itu sebagai “keberhasilan besar” bagi Presiden Amerika Serikat Donald Trump, seraya menambahkan, “Kami berharap ia meraih lebih banyak keberhasilan, termasuk di Ukraina.”

Pekan lalu, Trump mengumumkan bahwa Israel dan kelompok Palestina Hamas telah menyepakati fase pertama dari rencana yang ia sampaikan pada 29 September untuk menghentikan pertempuran di Jalur Gaza, membebaskan seluruh sandera Israel dengan imbalan pembebasan tahanan Palestina, serta melakukan penarikan bertahap pasukan Israel dari seluruh Jalur Gaza.

Tahap pertama kesepakatan tersebut mulai berlaku pada Jumat lalu.

Tahap kedua rencana itu mencakup pembentukan mekanisme pemerintahan baru di Gaza, pembentukan pasukan multinasional, serta pelucutan senjata Hamas.

Pada Senin (13/10) pagi, proses pembebasan warga Palestina dari penjara-penjara Israel dimulai setelah Hamas membebaskan seluruh 20 sandera Israel yang masih hidup di Jalur Gaza.

Baca juga: Hamas dan Israel Bahas Daftar Tahanan untuk Pembebasan Selanjutnya

Sejak Oktober 2023, serangan Israel telah menewaskan lebih dari 67.800 warga Palestina di wilayah tersebut, sebagian besar perempuan dan anak-anak, serta membuat sebagian besar Gaza tidak lagi layak huni.

Sumber: Anadolu

Pewarta :
Editor: Vienty Kumala
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.