Jakarta (ANTARA) - Konferensi Tingkat Tinggi Ke-47 Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (KTT ASEAN) di Kuala Lumpur, Malaysia, 26–28 Oktober 2025, akan menjadi momentum besar bagi negara-negara anggota ASEAN untuk semakin menunjukkan jati diri dan eksistensi mereka di tingkat global.
Tidak berlebihan apabila forum tersebut disebut sebagai momentum pertaruhan bangsa Asia Tenggara untuk menegaskan keberadaannya sebagai sebuah faktor penting di tingkat global.
Di tengah dinamika global yang berkembang saat ini, ASEAN tidak lagi dipandang sebagai kelompok negara-negara kelas rendah. ASEAN bergerak maju melampaui batas dan menyatakan diri siap menjadi blok ekonomi terbesar keempat dunia, setidaknya sebelum tahun 2030.
Mata dunia Barat, Asia Timur, dan negara-negara Arab kini tertuju pada ASEAN. Semua berlomba-lomba menjalin hubungan erat dengan negara-negara di kawasan Asia Tenggara ini.
Jumlah penduduk ASEAN yang menyentuh angka sedikitnya 701 juta jiwa (data Oktober 2025), atau setara dengan 8,5 persen populasi dunia, membuat ASEAN tidak bisa dipandang sebelah mata.
Komitmen ASEAN terhadap prinsip netralitas, memberikan keuntungan bagi 10 negara anggotanya untuk terbuka menjalin kerja sama dengan negara dari blok manapun, sepanjang selaras dengan prinsip-prinsip yang dianut ASEAN, yakni berlandaskan pada perdamaian dan stabilitas. Hal ini membuat ASEAN semakin disegani.
ASEAN dengan berani telah mendeklarasikan diri sebagai salah satu kawasan paling damai di seluruh dunia. ASEAN tentu memiliki modal kuat menjadi pusat dari segala upaya perdamaian dunia.
Sementara itu, dunia Barat agaknya semakin kehilangan hegemoni. Konsolidasi internal di dunia barat kian pecah. Hal ini tercermin dari suara beberapa negara Barat yang mulai berbeda pandangan, misalnya saja terkait Palestina merdeka.
Begitu banyak faktor yang mempengaruhi dinamika situasi global saat ini, baik itu karena peperangan, konflik, sentimen terhadap Barat, hingga perkembangan blok ekonomi baru, BRICS misalnya.
Di tengah berbagai dinamika yang terjadi beberapa tahun terakhir, ASEAN tetap kokoh sebagai kelompok netral yang damai dan berwibawa, terlepas dari konflik yang terjadi di Myanmar atau antara Kamboja dan Thailand.
Bahkan tahun ini ASEAN akan menambah satu lagi negara anggota tetap yakni Timor-Leste, yang diyakini akan memperkuat sekaligus memperluas jangkauan global bangsa-bangsa Asia Tenggara.