Siak, Riau, (Antarariau.com) - Pemerintah Kabupaten Siak, Riau mengeluhkan kondisi kelistrikan di daerah tersebut yang hingga kini menjadi salah satu hambatan terbesar dalam iklim investasi.
"Listrik kita masih kekurangan karena rasio elektrifikasi di Siak baru 42 persen. Tentu itu juga menjadi pertimbangan bagi calon investor ketika ingin berusaha di Siak," kata Bupati Siak, Syamsuar, kepada Antara di Siak, Kamis.
Ia mengatakan hingga kini Siak masih bergantung dari pasokan listrik PT PLN (Persero). Perusahaan listrik plat merah itu memiliki proyek pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) berdaya 25 megawatt (Mw) di daerah Sungai Rawa, namun hingga setahun terakhir belum ada hasil optimal.
Menurut dia, proyek PLTG tersebut terkendala pasokan gas yang belum pasti. Namun, ia mendapat informasi bahwa PLN kini segera mendapat kepastian pasokan gas dari PT Petroselat.
"Petroselat mendapatkan sudah bisa menghasilkan gas dari dua sumur di Sungai Rawa. Karena itu, kami meminta PLN segera merealisasikan kerja sama agar masalah kelistrikan Siak bisa segera ditanggulangi," ujarnya.
Selain itu, ia mengatakan pemerintah daerah juga mendorong agar adanya pasokan listrik dari perusahaan daerah PT Bumi Siak Pusako. Perusahaan daerah, yang bergerak di industri minyak bersama Pertamina dengan membentuk Badan Operasi Bersama (BOB) itu, sedang menjajaki untuk mendistribusikan listrik dari pembangkit listrik perusahaan.
"Perusahaan kabarnya memiliki gas buang yang bisa digunakan untuk pembangkit listrik," katanya.
Ia mengatakan rencana pasokan listrik dari perusahaan minyak tersebut masih perlu persetujuan dari Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas).
"Pemerintah daerah akan turut membantu agar urusan dengan SKK Migas bisa selesai karena dari pembangkit itu Siak bisa mendapatkan tambahan pasokan listrik sekitar 14 megawatt," kata Syamsuar.