Pekanbaru, (Antara) - Dinas Kesehatan Pemerintah Provinsi Riau menyatakan saat ini stok masker untuk mengantisipasi dampak buruk terhadap kesehatan manusia akibat polusi kabut asap hanya tinggal 80 ribu lembar.
"Jumlah ini terbatas dan kemungkinan tidak akan mencukupi permintaan tiap kabupaten/kota. Terlebih kabut asap hari ke hari semakin parah dan terus meluas," kata Kepala Bidang Pencegahan Pengendalian Penyakit dan Kesehatan Lingkungan (P4L) Dinas Kesehatan Riau, Andra S, kepada Antara di Pekanbaru, Rabu siang.
Ia mengatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan sejumlah dinas kesehatan masing-masing kabupaten/kota yang terkena dampak kabut asap.
"Sebelumnya, Kabupaten Kampar telah mengajukan permintaan masker. Hari ini akan didistribusikan namun jumlahnya kami belum tahu," kata dia.
Andra mengatakan bahwa Dinkes Pekanbaru juga telah membagikan masker ke sejumlah kalangan masyarakat baik itu pengendara sepeda motor maupun pejalan kaki.
Sejauh ini, lanjut dia, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan Kepala Bidang P4L Dinkes Pekanbaru dan dari informasi yang diperoleh, pihak dinas juga membagikan masker hingga ke pusat kesehatan masyarakat (puskesmas).
"Kemudian juga kami berkoordinasi untuk penguatan logistik khususnya masker yang memang stoknya terus menipis," katanya.
Jika memang dibutuhkan, lanjut kata dia, Dinkes Riau juga siap untuk memberikan imbauan dan mengkampanyekan kesehatan menggunakan alat pembesar suara yang ada pada unit (mobil) keliling.
"Dinkes Riau memiliki satu unit mobil keliling untuk menyosialisasikan kesehatan masyarakat," katanya.
Andra mengatakan pihaknya juga mengimbau agar masyarakat mengurangi aktivitas di luar rumah dan gedung untuk mengantisipasi gejala penyakit seperti Infeksi saluran pernafasan atas (Ispa).
Hasil pantauan, kabut asap dampak dari peristiwa kebakaran hutan dan lahan juga menutupi ruang udara di Ibu Kota Provinsi Riau, Pekanbaru.
Alat Indeks Standar Polutan Udara (ISPU) yang terpasang di beberapa titik di Kota Pekanbaru menunjukkan kualitas udara mengalami penurunan hingga tidak baik untuk kesehatan manusia.