Jakarta, (Antarariau.com) - Menteri BUMN Dahlan Iskan memastikan proyek Tol Trans Sumatera tetap berjalan meskipun PT Hutama Karya (Persero) sebagai pihak yang ditunjuk membangun jalan sepanjang 2.700 km tersebut tidak mendapat suntikan dana berupa Penyertaan Modal Negara (PMN) dari APBN.
"Tol Trans Sumatera tetap jalan. Hutama Karya bersama BUMN lainnya siap bersinergi. Ini bagian dari pengabdian BUMN kepada negara," kata Dahlan, di Jakarta, Rabu.
Hutama Karya hampir dipastikan tidak akan mendapat suntikan modal pada RAPBN 2015 karena Peraturan Presiden (Perpres) penugasan kepada Hutama Karya (Persero) sebagai pelaksana proyek belum juga turun.
Meski begitu, PMN masih bisa diusulkan kembali dalam APBN-Perubahan 2015, pada saat pemerintahan baru terbentuk.
Sebelumnya, dalam APBN-P 2014 Hutama Karya pernah diusulkan mendapat PMN sebesar Rp2 triliun tapi mendapat penolakan, karena alasan yang sama Perpres belum turun.
Menurut Dahlan, setelah dipastikan tidak mendapat PMN dan pinjaman dari Pusat Investasi Pemerintah (PIP), Hutama Karya segera bergerak cepat mencari skema pendanaan.
Ia menjelaskan, skemanya yang ditempuh adalah pola "bangun dan jual".
Saat pengerjaan satu seksi atau ruas jalan selesai sekitar 80 persen, bisa dijual kepada Jasa Marga, atau kepada pihak yang menawar lebih tinggi. Kemudian, dana yang diperoleh dari penjualan dapat digunakan untuk pembangunan seksi berikutnya.
"Saya sih berpikiran Jasa Marga yang menjadi standby buyer," ujarnya.
Pola "bangun dan jual" menurut Dahlan, banyak dilakukan di Tiongkok, dengan sasaran supaya pembangunan cepat selesai dan dana investasi dapat diatasi.
"Semua orang ingin jalan Tol Trans Sumatera, cepat-cepat dibangun. Apalagi yang kita tunggu, karena semuanya sesungguhnya sudah siap," tegas Dahlan.
Menurut catatan, tol Trans Sumatera terbagi menjadi empat koridor utama dan tiga koridor prioritas jaringan jalan tol di Pulau Sumatera.
Keempat koridor utama jaringan jalan tol itu melalui Lampung-Palembang sepanjang 358 kilometer (km), Palembang-Pekanbaru (610 km), Pekanbaru-Medan (548 km), dan Medan-Banda Aceh (460 km).
Adapun perkiraan investasi pengerjaan empat koridor jalan tol itu mencapai sekitar Rp298 triliun.
Tiga koridor prioritas pembangunan, antara lain jalan Palembang-Bengkulu (303 km), Pekanbaru-Padang (242 km) dan Medan-Sibolga (175 km).