Desa Wisata Tamanmartani Suguhkan Sensasi Unik Cicipi Buah Ajaib

id Wisata

Desa Wisata Tamanmartani Suguhkan Sensasi Unik Cicipi Buah Ajaib

Visual dari buah ajaib ( synsepalum dulcificum) yang menjadi sarana edukasi bagi wisatawan untuk belajar tentang cara kerja indera perasa dengan cara yang interaktif dan menghibur di desa wisata Desa Wisata Tamanmartini, Yogyakarta. (ANTARA/HO-Kementerian Pariwisata)

Jakarta (ANTARA) - Desa Wisata Tamanmartani di Yogyakarta menawarkan pengalaman menarik pada wisatawan yang berkunjung untuk mencicipi buah ajaib atau synsepalum dulcificum.

“Sekitar 2018 atau 2019 saya mulai menanam buah-buah unik dan langka, seperti buah ajaib ini. Adanya buah ini juga tahunya dari teman saya, lalu saya coba beli bibitnya, dan saya kembangkan," kata Pengelola destinasi Candimulyo di Desa Wisata Tamanmartani, Seto, dalam keterangan resminya di Jakarta, Selasa.

Seto bercerita mulanya buah itu ditanam karena ia memiliki ketertarikan pada tanaman yang unik dan langka. Hobi untuk menanam buah langka dan unik terbukti sukses menciptakan potensi wisata di Desa Wisata Tamanmartani.

Hasilnya, desa yang menjadi program desa wisata dari Kementerian Pariwisata ini dikenal luas memiliki buah-buah yang unik, serta menjadi sarana edukasi bagi para wisatawan yang berkunjung.

Salah satunya yakni buah ajaib, yang memiliki bentuk lonjong kecil seperti biji kopi dan berwarna merah. Jika dimakan akan mengubah makanan asam seperti lemon dan jeruk limau menjadi terasa manis, menciptakan pengalaman sensorik yang unik dan tak terlupakan.

"Buah ajaib bisa menjadi sarana edukasi yang menyenangkan, terutama bagi anak-anak. Mereka bisa belajar tentang cara kerja indera perasa dengan cara yang interaktif dan menghibur di desa wisata ini," katanya.

Seto menjelaskan untuk dapat mengubah rasa di lidah menjadi manis saat mencicipi makanan apapun yang memiliki rasa asam, asin, dan pahit diperlukan waktu 30 detik hingga 1 menit mengulum buah ini di lidah.

Bagi wisatawan yang berminat, Seto menyarankan untuk hadir langsung dan memetiknya sendiri ke desa wisata karena buah tersebut sangat jarang dijual di pasaran secara bebas.

Ketua Koperasi Desa Merah Putih Tamanmartani, Mawardi, menjelaskan Koperasi Desa Merah Putih Tamanmartani terpilih sebagai desa percontohan Koperasi Desa Merah Putih, karena memiliki potensi lokal yang kuat dan kesiapan dalam menggerakkan ekonomi desa.

Kopdes Merah Putih Desa Wisata Tamanmartani saat ini menyediakan wadah bagi UMKM lokal untuk menjual produk mereka langsung kepada wisatawan, seperti hasil olahan black sapote dan lidah buaya.

Ke depan, para pelaku usaha pariwisata pun bisa mengakses lebih mudah ke sumber pembiayaan seperti KUR atau simpan pinjam untuk mengembangkan usaha wisatanya.

Mawardi berharap dengan adanya Koperasi Desa Merah Putih Tamanmartani diharapkan dapat memaksimalkan potensi tersebut, serta mendukung dan menguatkan pengembangan pariwisata.

“Desa ini dinilai sebagai contoh ideal untuk model bisnis koperasi yang berakar pada potensi alam dan budaya, seperti pariwisata, agrowisata, dan budaya lokal,” kata Mawardi.

Selain Desa Wisata Tamanmartani, Kementerian Pariwisata juga memberikan rekomendasi pada wisatawan untuk menikmati pengalaman memetik buah unik yang beragam di destinasi Candimulyo. Di mana berbagai buah unik seperti black sapote, white sapote, murbei, plum, buah tin hingga kacang Amazon yang siap untuk dipetik.

Desa itu juga menawarkan belajar jemparingan, yaitu olahraga panahan tradisional khas Jawa, khususnya dari lingkungan Keraton Mataram Ngayogyakarta, yang dilakukan dalam posisi duduk bersila. Ada juga wisata sejarah, wisatawan dapat menjelajahi peninggalan candi, melihat batuan-batuan kuno, serta mengintip koleksi kris, manuskrip, dan buku-buku aksara Jawa bersejarah.

Pewarta :
Editor: Vienty Kumala
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.