Pekanbaru, (Antarariau.com) - PT Pertamina (Persero) Marketing Branch Riau Sumbar menyatakan gas elpiji subsidi 3 kilogram dan nonsubsidi 12 kilogram dijual di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) untuk menstabilisasi harga atas kemungkinan terjadinya gejolak harga.
"Dari 140 unit SPBU di Provinsi Riau yang menjual gas elpiji subsidi 3 kilogram berjumlah 13 unit SPBU, sedangkan non subsidi 12 kilogram ada 12 unit SPBU," kata Sales Representatif Domestic Gas Pertamina Riau Sumbar Donny Brilianto di Pekanbaru, Selasa.
Dia menjelaskan, untuk gas elpiji subsidi 3 kilogram bisa didapat pada 6 unit SPBU yang berada di Kota Pekanbaru, sedangkan sisa tersebar di masing-masing kabupaten/kota seperti di Kampar terdapat 4 unit SPBU dan Indargiri Hulu sebanyak 1 unit SPBU.
Kemudian untuk gas elpiji non subsidi 12 kilogram di Kota Pekanbaru terdapat 4 unit SPBU, sedangkan sisanya tersebar di daerah kabupaten/kota di Riau dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) masing-masing kabupaten/kota.
"Tetapi, ada juga SPBU yang menjual keduanya atau gas elpiji subsidi dan non subsidi dengan jumlah sebanyak 10 unit SPBU di Riau. Harganya sedikit lebih mahal dijual agen, tetapi masih dibawah sub agen atau pangkalan resmi dan harus sesuai HET kabupaten/kota," ucapnya.
Menurut dia, jika seandainya masyarakat membutuhkan gas elpiji dengan harga terjangkau karean tiba-tiba terjadi kelangkaan oleh suatu sebab, maka Pertamina bisa memastikan bahan bakar gas tersebut bisa diperoleh di SPBU.
"Alasan kami menunjuk "outlet" di SPBU itu murni sebagai stabilisator harga dan hanya berada ditempat-tempat yang strategis untuk mengatisipasi kelangkaan. Paling banyak itu di Pekanbaru karena kami melihat efektivitas, sehingga jarang ditemukan SPBU di Jalan Lintas Timur," ujar Donny .
Pemerintah sehari sebelumnya menyetujui usulan PT Pertamina untuk menaikkan harga elpiji nonsubsidi 12 kilogram agar mendekati harga keekonomian, sebagai upaya untuk mengurangi beban keuangan perseroan.
"Pemerintah mendukung usulan Pertamina, dengan besaran dan waktunya kami serahkan ke Pertamina," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Chairul Tanjung seusai rapat koordinasi pembahasan harga elpiji 12 kilogram.
Chairul mengatakan harga keekonomian harga elpiji nonsubsidi 12 kilogram saat ini berada pada kisaran Rp12.100 per kilogram, namun Pertamina masih menjual harga elpiji sebesar Rp6.100 per kilogram, sehingga terjadi disparitas yang besar.
"Harga keekonomisan elpiji saat ini jauh di atas harga yang dijual. Saat ini harga elpiji 12 kilogram per kilogramnya Rp6.100, sementara harga keekonomian Rp12.100, jadi selisih harga keekonomiannya Rp6.000," ujarnya
Berita Lainnya
Pertamina tambah suplai elpiji bersubsidi 3 kg amankan stok hingga Lebaran
26 March 2024 15:01 WIB
Pertamina Patra Niaga bersama Kejaksaan kolaborasi kawal proyek PSN terminal elpiji
08 November 2023 14:09 WIB
Pertamina gandeng pemda pantau penggunaan elpiji subsidi 3 kilogram untuk usaha
21 June 2023 13:10 WIB
Pertamina pastikan distribusi BBM-elpiji tidak terdampak banjir rob di Kawasan Pelabuhan
24 May 2022 16:13 WIB
Jelang libur Tahun Baru 2022, Pertamina jamin ketersediaan stok elpiji nasional
29 December 2021 16:59 WIB
Pertamina imbau pelanggan elpiji nonsubsidi tak beralih pakai elpiji subsidi
29 December 2021 15:51 WIB
Pertamina Sumbagsel siapkan stok elpiji 3 kg untuk kebutuhan jelang akhir tahun
16 November 2021 11:43 WIB
Pertamina tambah satu unit kapal pengangkut elpiji kapasitas 750 MT
16 April 2021 14:30 WIB