Pekanbaru, (Antarariau.com) - Kantor bersama Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) dah Badan Koordinasi Himpunan Mahasiswa Islam (Badko HMI) Riau, di Kota Pekanbaru, dirusak oleh orang tak dikenal, Jumat.
Seorang saksi mata yang juga penjaga kantor, Mardiono, mengatakan kantor yang terletak di Jalan Melayu Kelurahan Marpoyan Damai itu diserang oleh orang tak dikenal pada Jumat dini hari sekitar pukul 02.00 WIB.
"Saat diserang tidak ada mahasiswa di dalam kantor itu. Saya mendengar dari rumah ada suara kaca pecah tapi saat saya sampai di sini sudah tidak ada siapa-siapa lagi," kata Mardiono kepada wartawan.
Menurut dia, tak lama setelah terdengar suara pecahan kaca, terdengar deru sepeda motor meninggalkan lokasi tersebut.
Kondisi markas mahasiswa itu kini terlihat sepi. Sebanyak delapan kaca terlihat pecah, mulai dari kaca di pintu utama sampai kaca jendela di lantai dua.
Serpihan kaca terlihat berserakan dilantai bersama beberapa batu yang diduga digunakan oleh pelaku pengrusakan. Selain itu, ditemukan juga benda asing sepanjang sekitar 30 sentimeter berdiameter sekitar enam sentimeter yang terbungkus kertas dan dililit kabel.
"Kami akan melaporkan kejadian ini ke kepolisian," kata Sekretaris Umum KAHMI Riau M. Sahal.
Ia menduga benda misterius yang ditemukan bersama batu adalah bom yang untungnya tidak sempat meledak. Sebabnya, di salah satu ujung benda itu terdapat sumbu yang ujungnya sudah dibakar, namun padam sebelum sampai ke pusatnya.
"Sepertinya memang bom karena ada sumbunya yang sudah dibakar, tapi tak sampai tuntas," ujarnya.
Ketua Badko HMI Riau-Kepualuan Riau, Munawir, mengecam tindakan penyerangan tersebut. Ia mengatakan pihaknya tidak mempunyai musuh dan tidak jelas motif pengrusakan itu mengarah kemana.
Meski begitu, ia menilai pengrusakan tersebut ada kaitannya dengan sikap mahasiswa yang mengkritisi rencana kenaikan harga BBM bersubsidi dan dugaan kasus asusila orang nomor satu di Provinsi Riau. Ia mengatakan, aktivis mahasiswa memang menggelar unjuk rasa menolak kenaikan harga BBM pada Jumat ini.
Sedangkan, rencana demonstrasi mengkritisi dugaan kasus asusila pejabat tinggi di Provinsi Riau bakal digelar pada Sabtu (6/9) bersamaan dengan pelantikan anggota DPRD Riau periode 2014-2019.
Ia mengatakan dirinya dan sejumlah pengurus Badko HMI telah menerima ancaman dan bujukan agar membatalkan rencana demonstrasi terkait dugaan kasus asusila pejabat tinggi Riau yang kini kasusnya diproses Mabes Polri.
"Tapi ancaman ini tidak akan membuat kami mundur," katanya.