RAPP kolaborasi wujudkan komitmen percepatan penurunan stunting di Riau

id RAPP

RAPP kolaborasi wujudkan komitmen percepatan penurunan stunting di Riau

Pertemuan Pembelajaran Implementasi Program Penguatan/Mobilisasi TPK Tingkat Nasional tim Pelalawan. (HO-RAPP)

Pekanbaru (ANTARA) - Indonesia tengah mempersiapkan diri menyongsong Generasi Emas sebagai hasil dari bonus demografi yang puncaknya nanti di tahun 2045. Untuk mencapainya, stunting menjadi salah satu tantangan utama yang harus segera diatasi karena berdampak terhadap tumbuh kembang dan kecerdasan anak.

Sebagai bagian dari komitmen dalam mendukung penurunan stunting, PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) melalui Community Development (CD) Department menggelar kegiatan Diseminasi Mobilisasi Tim Pendamping Keluarga (TPK) di 4 kabupaten wilayah operasional perusahaan, meliputi Kabupaten Pelalawan, Siak, Kepulauan Meranti, dan Kampar.

Dalam sambutannya, Direktur PT RAPP, Mulia Nauli menyampaikan bahwa RAPP, bagian dari APRIL Group akan terus mendukung pemerintah dalam upaya mengentaskan stunting. Mulia menekankan, stunting adalah tanggung jawab bersama yang membutuhkan kolaborasi dari berbagai pihak.

"APRIL berkomitmen turut serta menurunkan prevalensi stunting pada anak balita di desa-desa di Provinsi Riau hingga 50% pada tahun 2030. Semangat ini tertuang dalam komitmen APRIL2030 pada pilar kemajuan inklusif. Melalui kerja sama berbagai pihak, kami juga menargetkan menurunnya prevalensi stunting hingga ke angka 14%,” terang Mulia.

Lebih lanjut, Mulia menjelaskan, RAPP juga telah melakukan berbagai upaya untuk penguatan dan peran Posyandu, seperti:

- pelatihan kader

- promosi kesehatan dan gizi

- penyediaan sarana dan prasarana,

- Pemberian Makanan Tambahan (PMT)

“Selain itu, kami juga melakukan penguatan ke Puskesmas untuk meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan dan penyediaan peralatan kesehatan serta program pendampingan teknis dan advokasi melalui penyusunan Strategi Komunikasi Perubahan Perilaku (SKPP) dan aksi konvergensi,” tutup Mulia.

Kegiatan yang digelar secara luring dan daring pada 25–26 Juni 2025 ini diikuti oleh ratusan anggota Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) dari tingkat desa hingga provinsi, serta Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB). Kegiatan ini menggandeng Tanoto Foundation melalui Yayasan Cipta sebagai mitra pelaksana, serta Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) sebagai pembicara.

Saat ini, secara konsisten RAPP telah mendampingi 320 Posyandu dari 5 kabupaten dengan jumlah kader mencapai 1.800 orang, 675 di antaranya telah mendapatkan pelatihan 25 keterampilan kader. Pembekalan ini diharapkan bisa menguatkan peran kader Posyandu.

Program kemitraan antara APRIL Group, Tanoto Foundation, dan Yayasan Cipta difokuskan pada pilar ketiga Strategi Nasional Percepatan Penurunan Stunting di Indonesia. Pilar ini menitikberatkan pada upaya integrasi melalui delapan aksi utama, yakni analisis situasi program, penyusunan rencana kegiatan, rembuk stunting, penetapan regulasi, pembinaan pelaku dan pemerintahan, penguatan sistem manajemen data, pengukuran dan publikasi data, serta evaluasi kinerja tahunan.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Bina Institusi Masyarakat Pedesaan/Perkotaan Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Dr. Mahyuzar, M.Si., menegaskan bahwa stunting bukan sekadar masalah pertumbuhan fisik, tetapi merupakan persoalan multidimensi yang berdampak jangka panjang. Oleh karena itu, penanganan stunting menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan seluruh pemangku kepentingan.

“Saat ini tercatat sekitar 600 ribu kader Tim Pendamping Keluarga (TPK) telah diterjunkan untuk mendukung upaya percepatan penurunan stunting. Namun, tantangan di lapangan masih cukup kompleks. Salah satunya adalah belum meratanya pemahaman di kalangan kader TPK dalam menjalankan tugas dan fungsinya secara optimal,” terang Mahyuzar.

Lebih lanjut, ia memaparkan, peran TPK sangat strategis, mulai dari mendata keluarga berisiko stunting, mendampingi calon pengantin, ibu hamil, ibu pascapersalinan, hingga balita. TPK juga memfasilitasi rujukan ke fasilitas pelayanan kesehatan jika ditemukan kasus stunting, serta melakukan pemantauan secara rutin.

“Pemerintah tengah merevisi Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 untuk memperkuat kebijakan nasional dalam percepatan penurunan stunting. Revisi tersebut diharapkan dapat menjawab tantangan di lapangan dan memperjelas peran lintas sektor dalam upaya intervensi dari hulu ke hilir,” ujar Mahyuzar.

Melalui Pertemuan Pembelajaran Tingkat Provinsi Program Mobilisasi TPK, kegiatan ini tidak hanya menjadi wadah berbagi praktik baik dan refleksi atas capaian program, tetapi juga menjadi momentum untuk memperkuat kolaborasi lintas sektor dalam mendukung target nasional penurunan stunting secara terintegrasi dan berkelanjutan.

------------------------------------------------------------------------------------

_Mohon bantuannya untuk dapat memasukkan tautan (Hyperlink) pada kata-kata (keyword) _*RAPP, APRIL*_, yang diarahkan ke website https://www.aprilasia.com/id/

Untuk konten sosial media, dipersilakan pakai hastag #LifeatApril dan tag @sahabatrapp

Terima kasih

Pewarta :
Editor: Afut Syafril Nursyirwan
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.