Dari Engklek Jadi Angka: Cara Ibu Roliah Mengajarkan Matematika di Siak

id Engklek, Roliah

Dari Engklek Jadi Angka: Cara Ibu Roliah Mengajarkan Matematika di Siak

Dari Engklek Jadi Angka: Cara Ibu Roliah Mengajarkan Matematika di Siak (ANTARA/HO-Siak)

Pekanbaru (ANTARA) - Suasana kelas di SDN 08 Kampung Rempak, Kabupaten Siak, Riau, tampak berbeda dari biasanya. Alih-alih duduk diam mengerjakan soal di buku, para murid justru bermain engklek sambil menjawab pertanyaan matematika.

Permainan tradisional itu menjadi bagian dari pembelajaran numerasi yang dirancang Ibu Roliah, S.Pd.SD, guru kelas di sekolah tersebut. “Hari ini kita jadi pengolah data, ya. Kita bermain engklek sambil berhitung,” ujarnya semangat, disambut sorak para siswa.

Dalam permainan, dua tim saling bergiliran menjawab kuis numerasi saat berada di tengah-tengah kotak engklek. Skor dicatat dan dianalisis. Anak-anak belajar berhitung tanpa sadar sedang belajar. “Mereka lebih semangat karena merasa sedang bermain, bukan belajar matematika,” jelas Roliah.

Inovasi ini bermula dari keterlibatan Roliah dalam program Fasilitator Daerah Perubahan, yang didampingi oleh Tanoto Foundation. Melalui metode lesson study, ia bersama guru lain merefleksikan hasil belajar siswa, termasuk rendahnya capaian numerasi dalam Rapor Pendidikan sekolah.

“Melihat Rapor Pendidikan sekolah kami yang menunjukkan angka numerasi masih rendah, saya dan guru-guru lain menyadari bahwa murid-murid kesulitan memahami konsep bilangan dan operasi hitung karena mereka tidak melihat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari,” ujar Roliah.

Dari situlah lahir ide untuk mengembangkan pendekatan numerasi kontekstual. Ia menggunakan permainan peran, aktivitas keseharian, hingga permainan dan kesenian lokal yang disisipi soal hitung-hitungan agar matematika tak lagi terasa menakutkan.

Inovasi ini tidak berhenti di kelasnya saja. Roliah mulai berbagi praktik baik melalui kegiatan komunitas belajar (Kombel) di sekolah. Ia juga mengundang rekan-rekan guru untuk mengamati proses belajar di kelasnya, lalu bersama-sama melakukan refleksi dan pengembangan materi.

Bahkan, inovasi ini mendorongnya untuk lebih mendalami secara akademik melalui pendidikan pascasarjana. Roliah mengangkatnya sebagai tesis pascasarjana di Universitas Lancang Kuning dengan judul “Penerapan Lesson Study untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Matematika melalui Permainan Tradisional.”

“Semoga praktik ini bisa direplikasi di sekolah lain. Matematika tidak harus ditakuti. Kalau jadi bagian dari cerita hidup anak-anak, mereka akan lebih mudah memahaminya,” tutupnya.

Pewarta :
Editor: Vienty Kumala
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.