Jakarta (ANTARA) - Ketegangan antara Iran dan Israel kembali memuncak usai Israel diduga melancarkan serangan siber besar-besaran terhadap infrastruktur digital Iran. Serangan ini berlangsung bersamaan dengan operasi militer "Rising Lion" yang menyasar target militer dan nuklir di sejumlah wilayah Iran, termasuk Teheran.
Mengutip laporan Nour News, yang terafiliasi dengan Dewan Keamanan Nasional Iran, tim keamanan siber negara itu kini bekerja keras untuk menangkal gelombang serangan siber yang disebut menyasar sistem informasi vital dan pusat-pusat data strategis.
Baca juga: Iran Tolak Negosiasi dengan AS Jika Agresi Israel ke Timur Tengah Tak Dihentikan
Serangan militer Israel pada Jumat (13/6) dini hari juga menyebabkan sejumlah korban jiwa, termasuk pejabat tinggi militer Iran dan ilmuwan nuklir. Lokasi sensitif seperti fasilitas nuklir Natanz dan Fordo juga dilaporkan mengalami kerusakan akibat serangan.
Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, mengecam serangan tersebut sebagai “kejahatan besar” dan memperingatkan bahwa Israel akan menghadapi “nasib pahit dan mengerikan.”
Sebagai balasan, Iran meluncurkan operasi militer “True Promise 3” pada Jumat malam, yang menargetkan fasilitas militer Israel. Serangan balasan ini memicu korban jiwa dan luka di kedua pihak.
Baca juga: Rusia Minta Rapat Darurat IAEA Bahas Serangan Israel ke Fasilitas Nuklir Iran