Jakarta (ANTARA) - Menteri Kebudaaan Fadli Zon mengatakan bahwa film mampu menjadi sarana untuk menggugah empati masyarakat dunia terkait kondisi yang memprihatinkan di Gaza.
“Film dapat menjadi sarana untuk menggugah empati global dan memperlihatkan kepada dunia apa yang sebenarnya terjadi di Gaza. Kementerian Kebudayaan mendukung penuh karya-karya seni yang menyuarakan keadilan dan menolak standar ganda dalam membela hak-hak kemanusiaan,” tegas Menbud dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu.
Dalam pertemuannya dengan aktivis kemanusiaan sekaligus pegiat film asal Mesir Cedric Aoun dalam rangkaian gelaran Festival Film Cannes 2025, Fadli Zon mengatakan pertemuan ini menjadi wadah diskusi seputar dokumenter “The Life That Remains” karya sutradara Dora Zarrouk.
Adapun film dengan durasi 79 menit itu mengangkat kisah perjuangan keluarga Palestina yang terpaksa mengungsi dari Gaza akibat agresi militer Israel sejak 7 Oktober 2023.
Film ini merekam perjalanan emosional pasangan suami-istri bersama delapan anak mereka yang meninggalkan Gaza tiga bulan setelah konflik besar menghancurkan kehidupan mereka.
Beberapa adegan direkam di lokasi nyata yang terdampak langsung serangan, termasuk Rumah Sakit Indonesia di Gaza.
Menbud kemudahan menekankan bahwa kondisi bangsa Palestina saat ini merupakan tragedi kemanusiaan dan bukan semata isu politik.
Ia juga menekankan pentingnya peran seni, khususnya film sebagai medium untuk menyuarakan kebenaran dan memperjuangkan keadilan.
Dalam pertemuan itu, keduanya juga membahas peluang kolaborasi budaya antara Indonesia dengan negara- negara di kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara.
Menbud juga berdiskusi mengenai potensi kerja sama dalam bidang produksi film dan pertukaran budaya di antara kedua negara.
Kehadiran Indonesia di Festival Film Cannes menjadi ajang strategis untuk memperkenalkan karya seni nasional ke panggung global sekaligus mempererat hubungan antarbangsa melalui kekuatan budaya.