Jakarta (ANTARA) - Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI mendesak India dan Pakistan untuk dapat menahan diri dan mengutamakan dialog untuk menyelesaikan krisis.
Menurut akun X resmi @Kemlu_RI di Jakarta, Rabu, Kemlu RI menyatakan Pemerintah Indonesia terus mengamati perkembangan situasi antara India dan Pakistan.
Kemlu RI juga mengimbau agar WNI yang berada di India dan Pakistan untuk tetap waspada dan menghindari bepergian ke wilayah terdampak dan tempat-tempat yang mungkin menjadi sasaran konflik.
India pada Selasa malam (6/5) mengatakan pihaknya telah menembakkan rudal ke kota-kota Pakistan dan sebagian wilayah Kashmir yang diperintah oleh Pakistan.
Pada Rabu, Kedutaan Besar India di Jakarta menyampaikan bahwa serangan rudal yang dilakukan oleh India ke Pakistan pada Selasa (6/5) hanya menyerang kamp-kamp teroris yang sudah dikenal yang dijadikan target.
“Tidak ada sasaran sipil, ekonomi, maupun militer Pakistan yang diserang. Hanya kamp-kamp teroris yang sudah dikenal yang menjadi target,” menurut siaran pers Kedubes India.
Kedubes India menyatakan bahwa tindakan India tersebut bersifat terfokus dan tepat sasaran, yang diambil secara terukur dan bertanggung jawab serta dirancang agar tidak memicu eskalasi.
“India memiliki petunjuk yang kredibel, data teknis, kesaksian para penyintas, serta bukti lain yang menunjukkan keterlibatan jelas teroris yang berbasis di Pakistan dalam serangan ini,” menurut pernyataan tersebut.
Sementara itu, Juru bicara militer Pakistan, Letjen Ahmed Sharif Chaudhry mengatakan setidaknya hingga saat ini terdapat delapan orang tewas, 35 orang terluka, dan dua orang hilang setelah India melancarkan serangan rudal di Pakistan.
Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif mengatakan bahwa pihaknya akan memberikan “balasan setimpal” pada India yang telah menyerang kota-kota Pakistan dengan rudal, dan menyebut tindakan India tersebut “serangan pengecut” dan “aksi perang”.
Eskalasi antara negara tetangga bersenjata nuklir itu terjadi setelah serangan 22 April di Jammu dan Kashmir yang dikelola India yang menewaskan 26 orang.