Istanbul (ANTARA) - Jumlah korban luka akibat gempa bumi bermagnitudo 6,2 yang terjadi pada Rabu (23/4) di Istanbul, Turki bertambah menjadi 236 orang, menurut Menteri Kesehatan Turki Kemal Memisoglu.
Sebagian besar cedera yang dialami para korban disebabkan oleh kepanikan dan orang-orang yang melompat dari ketinggian saat gempa terjadi, kata Memisoglu.
Dia mengatakan bahwa semua korban luka saat ini sedang menjalani perawatan di rumah sakit, dan tidak ada korban jiwa yang dilaporkan.
Gempa bumi tersebut, yang berpusat di Laut Marmara di dekat Istanbul, mendorong penerapan berbagai langkah pengamanan di seluruh kota itu.
Kantor Gubernur Istanbul mengumumkan penangguhan kegiatan pembelajaran selama dua hari di semua sekolah dasar dan menengah.
Cuti administratif juga diberikan kepada pegawai negeri yang merupakan penyandang disabilitas, dalam kondisi hamil, atau ibu dari anak-anak berusia di bawah 10 tahun.
Kantor Gubernur Istanbul juga menyampaikan bahwa halaman sekolah, aula olahraga, dan masjid dibuka untuk umum sebagai tempat perlindungan, karena banyak warga mencari perlindungan di taman dan ruang terbuka lainnya, mengikuti peringatan resmi mengenai bangunan yang retak.
Pemerintah kota itu juga mengumumkan bahwa makanan akan disediakan bagi mereka yang menghabiskan malam di luar ruangan.
Menteri Dalam Negeri Turki Ali Yerlikaya mengatakan gempa bumi terjadi di kedalaman 6,92 kilometer dan berlangsung selama 13 detik. Hingga pukul 17.55 waktu setempat (21.55 WIB), total 127 gempa susulan telah tercatat, dengan yang terkuat bermagnitudo 5,9, ujar Yerlikaya.
Sejauh ini tidak ada bangunan tempat tinggal yang runtuh di kota itu, kecuali satu bangunan kosong di Distrik Fatih, kata pihak kantor gubernur.
Baca juga: Gempa bumi magnitudo 6,4 kembali guncang Turki dan Suriah
Baca juga: Upaya pencarian dan penyelamatan masih terus dilakukan setelah gempa Turki