IHSG Bursa Efek Indonesia diprediksi mendatar di tengah pasar cermati RDG BI dan FOMC Fed

id Berita hari ini, berita riau terbaru, berita riau antara,IHSG

IHSG Bursa Efek Indonesia diprediksi mendatar di tengah pasar cermati RDG BI dan FOMC Fed

Warga memantau pergerakan saham melalui gawainya di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (18/3/2025). (ANTARA FOTO/Sulthony Hasanuddin/nz/aa.)

Jakarta (ANTARA) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu, diperkirakan bergerak mendatar di tengah pelaku pasar mencermati hasil pertemuan Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) dan The Federal Open Market Committee (FOMC) The Fed

IHSG dibuka melemah 30,59 poin atau 0,49 persen ke posisi 6.192,80. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 1,88 poin atau 0,27 persen ke posisi 707,13.

“Untuk perdagangan selanjutnya, IHSG diperkirakan masih berpotensi bergerak sideways (mendatar),” sebut Tim Riset Lotus Andalan Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Rabu.

Dari dalam negeri, pelaku pasar merespons positif klarifikasi dari pemerintah terkait isu pengunduran diri Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan, yang juga dibantah langsung oleh Sri Mulyani dalam konferensi pers pada Selasa (18/3) sore.

Isu ini diyakini sebagai salah satu pemicu aksi jual besar-besaran sejak awal perdagangan sebelumnya, yang berpotensi menyebabkan margin call dan forced sell pada Selasa.

Pada Selasa (18/3), IHSG ditutup melemah 3,84 persen ke level 6.223,38, dengan nilai transaksi harian meningkat menjadi R 19,202 triliun dan investor asing tercatat melakukan aksi jual bersih sebesar Rp2,48 triliun, meskipun secara keseluruhan sejak awal tahun masih mencatatkan net sell sebesar Rp29,41 triliun.

Di sisi lain, pada hari ini pelaku pasar tengah menantikan pengumuman hasil RDG BI terkait kebijakan tingkat suku bunga acuannya.

Dari mancanegara, bank sentral Amerika Serikat (AS) The Fed dijadwalkan merilis pernyataan kebijakan terbarunya pada Kamis (20/3) dini hari WIB, yang diperkirakan secara luas akan mempertahankan suku bunga tetap, bersamaan dengan publikasi ringkasan proyeksi ekonomi (SEP).

Pelaku pasar memperkirakan penurunan suku bunga sekitar 60 basis poin sepanjang 2025, namun, beberapa pejabat bank sentral AS mengingatkan agar The Fed tidak bertindak terburu-buru dan memilih untuk mengamati dampak tarif terhadap data ekonomi sebelum mengambil keputusan kebijakan.

Sementara itu, Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden AS Donald Trump sepakat untuk memberlakukan gencatan senjata terbatas selama 30 hari terhadap sasaran energi dan infrastruktur di Ukraina, dengan pembicaraan lebih lanjut terkait rencana perdamaian yang lebih luas dijadwalkan segera dimulai, menurut pernyataan Gedung Putih.

Dari Eropa, pasar saham Jerman melonjak pada Selasa, setelah parlemen menyetujui rencana peningkatan belanja besar-besaran, serta investor juga menunggu detail percakapan antara pemimpin AS dan Rusia yang berpotensi mengarah pada kesepakatan damai di Ukraina. Indeks DAX Jerman ditutup menguat 0,98 persen atau bertambah 226,14 poin ke level 23.380,70.

Bursa saham Wall Street melemah pada Selasa (18/3), menghentikan kenaikan dua hari berturut-turut, karena investor bersikap waspada menjelang keputusan kebijakan moneter Federal Reserve serta menilai potensi dampak kebijakan tarif Presiden Donald Trump.

Indeks Dow Jones Industrial Average berakhir turun 260,32 poin 0,62 persen ke level 41.581,31, sementara S&P 500 merosot 60,46 poin 1,07 persen menjadi 5.614,66, dan Nasdaq Composite turun 304,55 poin 1,71 persen ke posisi 17.504,12.

Bursa saham regional Asia pagi ini, antara lain indeks Nikkei menguat 242,74 poin atau 0,64 persen ke 38.088,14, indeks Shanghai melemah 11,03 poin atau 0,32 persen ke 3.418,74, indeks Kuala Lumpur melemah 7,94 poin atau 0,52 persen ke 1.519,71, dan indeks Strait Times menguat 21,00 poin atau 0,54 persen ke 3.915,29.

Baca juga: IHSG Bursa Efek Indonesia melemah di tengah pasar "wait and see" pertemuan The Fed

Baca juga: IHSG Bursa Efek Indonesia Senin dibuka menguat 5,06 poin