Boston, (Antarariau.com) - Teknologi untuk melindungi mobil dari serangan cyber telah dikembangkan oleh dua ahli yang pernah memaparkan cara meretas Toyota Prius dan Ford Escape.
Chris Valasek dan Charlie Miller, dua ahli tersebut, pernah membeberkan berbagai cara melakukan serangan cyber terhadap kendaraan, misalnya langkah untuk memanipulasi rem pada Prius dan Escape yang sedang melaju.
Dua orang tersebut membeberkan celah serangan itu saat konferensi peretas Def Con di Las Vegas musim semi lalu.
Kini, kepada Reuters, Valasek mengatakan dia dan Miller akan memamerkan purwa rupa "alat pencegah gangguan" untuk kendaraan.
Keduanya akan memamerkan karya pada konferensi peretas Black Hat di Las Vegas pekan depan.
Komponen-komponen elektronik dalam alat itu jika ditotal harganya sekitar 150 dolar AS.
Tapi, yang utama dari alat tersebut adalah satu set algoritma komputer yang mendengarkan lalu lintas jaringan pada kendaraan sehingga mengetahui yang wajar.
Jika terjadi serangan cyber ke kendaraan, alat tersebut akan mendeteksi adanya anomali lalu memblokir aktivitas yang tidak wajar itu, kata Valasek.
Valasek dan Miller, dua tokoh yang dikenal sebagai ahli komputer, mengaku bahwa mereka membuat alat itu untuk membantu pabrik-pabrik kendaraan menemukan cara melindungi sistem komputer mobil.
"Kalau internet saya diretas atau kartu kredit saya dicuri, itu bukan masalah besar," kata Valasek.
"tapi, membuat mobil tabrakan adalah masalah nyawa. Kami ingin berperan serta untuk solusi."
Badan Keselamatan Lalu Lintas dan Jalan Raya Amerika Serikat (NHTSA) pada pernyataan hari Selasa mengemukakan tidak ada data tentang kecelakaan yang diakibatkan peretasan sistem kendali pada kendaraan.
Industri otomotif sejak beberapa tahun terakhir memperkuat usaha untuk mengetahui dan mengukur potensi risiko pada keamanan cyber.
"Keamanan dunia cyber adalah masalah global dan menjadi ancaman yang semakin besar untuk semua industri termasuk otomotif," kata Jack Pokrzywa, manajer standar kendaraan darat global dari SAE International.
Sementara itu, wakil dari Ford belum memberikan komentar terkait teknologi itu sedangkan pihak Toyota belum bisa dihubungi untuk memberikan komentar, kata Reuters.