Jakarta (ANTARA) - Pengamat pasar uang Ariston Tjendra memperkirakan nilai tukar rupiah kemungkinan masih di atas Rp16 ribu per dolar AS menjelang hari Natal 2024 dan Tahun Baru 2025.
“Perdagangan yang menurun menjelang Natal dan tahun baru mungkin bisa menyebabkan rupiah bergerak konsolidasi. Tren rupiah kemungkinan masih di atas Rp16 ribu, kecuali ada perubahan sentimen,” ujar Ariston Tjendra ketika dihubungi ANTARA di Jakarta, Senin.
Saat ini, pasar disebut masih mengantisipasi kebijakan tarif dari Presiden Amerika Serikat (AS) terpilih Donald Trump tahun depan.
Kemudian, faktor lainnya juga mencakup konflik perang di berbagai belahan dunia yang berkepanjangan, dan potensi pemangkasan suku bunga acuan AS tertahan.
Adapun pada hari ini, nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin pagi menguat 25 poin atau 0,15 persen menjadi Rp16.197 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.222 per dolar AS.
Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Senin turut mengalami penguatan ke level Rp16.159 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.270 per dolar AS.
Menurut dia, kenaikan kurs rupiah dipengaruhi data inflasi Indeks Harga Belanja Personal atau Personal Consumption Expenditure (PCE) AS pada bulan November 2024 yakni 0,1 persen month to month (MoM), di bawah kenaikan bulan sebelumnya yang sebesar 0,3 persen.
Pada pagi ini, indeks dolar AS juga menurun jadi 107,80, di bawah pergerakan Jumat (20/12) pagi yang sebesar 108,49.
Penurunan indeks dolar AS ini terjadi setelah penurunan data indikator inflasi AS yang dirilis di Jumat (20/12) malam.
“Reaksi dolar AS terhadap hasil data inflasi AS ini bisa berdampak pada penguatan rupiah hari ini,” ungkap Ariston.