11 dokter spesialis diturunkan di Program Siak Melesat di Dayun, Bupati : Bagai dapat durian runtuh

id Dokter spesialis, melayani kesehatan masyarakat, pemerintah kabupaten Siak

11 dokter spesialis diturunkan di Program Siak Melesat di Dayun, Bupati : Bagai dapat durian runtuh

Bupati Siak Alfedri ketika melihat pelayanan kesehatan oleh dokter spesialis di Kampung Berumbung Baru, Dayun, Sabtu (3/7). ANTARA/Bayu Agustari Adha

Siak (ANTARA) - Dinas Kesehatan KabupatenSiak menggelar kegiatan Siak Melayani Kesehatan Masyarakat atau Siak Melesat dengan membawa 11 dokter spesialis ke Kampung Berumbung Baru di Kecamatan Dayun, Sabtu.

Bupati Siak Alfedri yang ikut menghadiri kegiatan tersebut mengatakan pihaknya menurunkan dokter spesialis tidak pada hari kerja agar memudahkan masyarakat mendapatkan pelayanan. Biasanya masyarakat bertemu dokter spesialis hanya di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tengku Rafian Siak dan itu pun harus ada rujukan dari pusat kesehatan masyarakat (puskesmas).

"Tapi kini ada di hari Sabtu kita bawa. Ini bagai durian runtuh, dokter spesialis yang datang langsung," katanya pada lokasi pelayanan di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 4 Dayun.

Dikatakannya, animo masyarakat untuk mendapatkan pelayanan sangat luar biasa mencapai 800 pasien. Melihat hal ini, lanjutnya, program tersebut akan tetap dilanjutkan satu kali sepekan atau paling kurang dua kali sepekan.

Dalam kegiatan ini RSUD Tengku Rafian Siak menghadirkan 10 dokter spesialis, terdiri atas spesialis mata, telinga hidung tenggorokan, paru, kandungan, anak, syaraf, kulit, bedah, penyakit mulut, penyakit dalam, dan patologi klinik.

Sementara ituKepala Dinkes SiakBenny Chairuddin menyampaikan dulunya dokter-dokter itu juga mengabdi di kampung-kampung. Sekarang dokter itu kembali lagi dengan memberikan layanan kesehatan gratis kepada masyarakat.

Selain itu, kata dia, kegiatan tersebut untuk mengantisipasi biaya kesehatan yang banyak membebani masyarakat dan pemerintah. Biaya seperti operasi, cuci darah, terapi, dan kemoterapi kanker yang menelan ratusan hingga miliaran rupiah.

"Itu membengkak dan membebani pemerintah, maka kita lakukan deteksi dini dan skrining penyakit tidak menular itu. Kita juga cek gula darah, kolesterol, asam urat, itu kita kejar ke hulunya langsung dan juga promosi hidup sehat," ungkapnya.