Danau Raksasa di China Kehilangan 90 Persen Airnya

id Danau

Danau Raksasa di China Kehilangan 90 Persen Airnya

Foto menggunakan drone yang diambil pada 26 November 2025 menunjukkan burung-burung migran terbang di atas Danau Poyang di Hukou, Provinsi Jiangxi, China timur. (ANTARA/Xinhua/Wan Xiang)

Nanchang (ANTARA) - Danau Poyang, danau air tawar terbesar di China, surut hingga 90 persen dari level musim air tingginya dan memasuki level air sangat rendah, kata otoritas setempat pada Minggu (14/12).

Di stasiun hidrologi Xingzi, yang menjadi tengara di Provinsi Jiangxi, China timur, level air surut di bawah batas air sangat rendah pada Minggu pagi waktu setempat, dengan alat ukur menunjukkan hanya mencapai 8 meter.

Tahun ini, level air Danau Poyang kali pertama turun di bawah garis peringatan kekeringan 12 meter pada 8 Agustus, 87 hari lebih awal dibandingkan rata-rata pada tahun-tahun sebelumnya.

Hingga saat ini, danau tersebut berada di bawah garis peringatan kekeringan selama 217 hari, yang berarti hampir dua pertiga tahun ini berada dalam kondisi air yang rendah.

Untuk mengatasi situasi tersebut, sebuah perusahaan pemasok air terdekat di wilayah Duchang telah mengerahkan 10 pompa yang beroperasi dengan kapasitas penuh untuk memindahkan air dari bagian luar danau ke fasilitas pengambilan air (intake) perusahaan tersebut, ungkap kepala departemen produksi dan operasional perusahaan itu, Wang Chunhua.

Perusahaan tersebut juga memperketat inspeksi sumber air minum dan meningkatkan frekuensi pengujian kualitas air guna memastikan keamanan air minum bagi 160.000 penduduk perkotaan dan pedesaan di sekitarnya.

Danau tersebut berulang kali mencatatkan rekor ketinggian air terendah baru dalam beberapa tahun terakhir, dengan peningkatan tren musim kering yang dimulai lebih awal, berlangsung lebih lama, dan mencapai level air yang lebih rendah.

Pada 2022, level air Danau Poyang turun mencapai rekor terendah hingga 4,6 meter. Pada tahun berikutnya, danau tersebut memasuki musim kering pada 20 Juli, menjadikannya tanggal paling awal dalam catatan.

Para ahli memperingatkan bahwa level air yang rendah dalam jangka panjang akan memengaruhi migrasi musim dingin ratusan ribu burung migran, termasuk burung bangau Siberia, burung bangau oriental, dan burung bangau leher putih, serta reproduksi beragam spesies akuatik seperti gondal tanpa sirip (finless porpoise).

Pemerintah daerah di sekitar danau sedang memantau situasi dengan saksama, menerapkan langkah-langkah pengelolaan air yang tepat, serta melaksanakan tanggap darurat, seperti pengerukan kanal dan penambahan air ekologis, untuk meminimalkan dampak.

Dengan ekosistemnya yang terpelihara dengan baik, Danau Poyang menjadi situs utama untuk migrasi musim dingin burung air di Asia. Periode puncak migrasi burung menuju danau tersebut biasanya berlangsung dari pertengahan Desember hingga awal Januari.

Pewarta :
Editor: Vienty Kumala
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.