Investor AS: konflik di Ukraina perlambat perekonomian Uni Eropa

id Berita hari ini, berita riau terbaru, berita riau antara, Ukraina

Investor AS: konflik di Ukraina perlambat perekonomian Uni Eropa

Ilustrasi - Grafik pertumbuhan ekonomi dan keuangan Eropa dengan panah hijau ke atas. (ANTARA/Shutterstock/pri.)

Washington (ANTARA) - Investor terkenal Amerika Serikat Jim Rogers mengatakan konflik yang sedang berlangsung di Ukraina memperlambat perekonomian negara-negara Eropa dan beberapa di antaranya tidak akan sejahtera seperti sebelumnya.

“Ini (konflik Ukraina) menyebabkan perekonomian melambat dan beberapa negara tidak akan sejahtera seperti sebelumnya,” kata Rogers kepada Sputnik, Senin.

Rogers menuturkan permasalahan yang dihadapi perekonomian global tidak hanya akan berdampak pada Eropa tetapi juga belahan dunia lainnya dalam beberapa tahun mendatang.

“Ada banyak negara di Eropa yang akan berusaha mengatasi permasalahan Eropa. Jadi mungkin akan lebih banyak negara yang akan meninggalkan Uni Eropa,” ucapnya.

Investor itu mencatat bahwa Inggris meninggalkan Uni Eropa meskipun beberapa orang berspekulasi bahwa langkah tersebut akan menghancurkan perekonomiannya, namun ia yakin politisi lain akan mulai melakukan hal yang sama.

Dia menyatakan keraguannya bahwa Uni Eropa akan bertahan mengingat hanya sedikit blok yang bertahan dalam jangka waktu yang lama.

"Kebanyakan dari mereka sudah bubar. Saya khawatir Euro akan bubar suatu hari nanti," tuturnya.

Pada awal Juni, Dana Moneter Internasional (IMF) mengatakan perekonomian Zona Euro secara bertahap pulih dari dampak pandemi virus corona, pengurangan pasokan gas dari Rusia, dan dampak konflik Ukraina.

Namun, populasi yang menua dan produktivitas yang lesu di kawasan tersebut menimbulkan risiko bagi pertumbuhan ekonomi dalam jangka menengah.

IMF memperingatkan bahwa meningkatnya ketegangan geopolitik, perselisihan perdagangan dan kebijakan industri yang terdistorsi dapat semakin mempersulit prospek perekonomian dan lingkungan pembuatan kebijakan di kawasan yang sangat terbuka terhadap perdagangan.

Kolektif Barat meningkatkan tekanan sanksi terhadap Rusia setelah dimulainya operasi militer khusus di Ukraina pada tahun 2022. Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa strategi jangka panjang Barat untuk membendung Rusia merugikan perekonomian global.

Sumber : Sputnik