Jakarta (ANTARA) - Balai Taman Nasional Baluran Situbondo, Jawa Timur, menyatakan sejak memasuki musim kemarau tahun ini beberapa kali terjadi kebakaran hutan dan lahan (karhutla), namun sementara ini masih bisa di atasi petugas dan tidak sampai meluas.
Kebakaran di hutan jati kawasan konservasi itu selama ini terjadi sebatas di permukaan lantai hutan jati di sepanjang jalan raya pantura Situbondo-Banyuwangi.
"Memasuki musim kemarau tahun ini sifatnya kebakaran permukaan di lantai hutan jati (di tepi jalan raya pantura) dan bisa diatasi oleh kami, sehingga kebakaran tidak meluas," kata Kepala Balai Taman Nasional Baluran Situbondo Johan Setiawan di Situbondo, Senin.
Menurut dia, beberapa kali terjadi kebakaran hutan di kawasan taman nasional itu, api membakar daun pohon jati dan ilalang kering dari pinggir jalan raya pantura dan kebakaran diduga kuat penyebabnya adalah faktor manusia.
Oleh karena itu, Johan mengimbau masyarakat atau pengendara yang melintas di jalur pantura hutan jati kawasan Taman Nasional Baluran agar tidak membuang puntung rokok sembarangan karena akan memicu kebakaran.
"Mohon kerjasamanya untuk peduli kepada lingkungan, karena kebakaran ini tidak akan mungkin terjadi jika tidak ada api. Dan api muncul karena faktor manusia," ucap dia.
Data diperoleh ANTARA, pada September tahun 2023, selama lima hari kebakaran hutan dan lahan terjadi di Gunung Baluran dan menghanguskan seluas sekitar 180 hektare.
Saat itu, Balai Taman Nasional Baluran Situbondo terpaksa haru menutup sementara kunjungan wisatawan akibat kebakaran hutan dan lahan. Wisata alam di kawasan suaka margasatwa itu dibuka kembali setelah api berhasil dipadamkan.
Baca juga: Meski Berkurang, BPBD Riau Tetap Kerahkan 6 Helikopter Padamkan Kathutla di Pesisir
Baca juga: Posko Siaga Kathutla Riau Sudah Didirikan di Lanud RsN Pekanbaru