Siak (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Siak, Provinsi Riau mencatat luas kebakaran hutan dan lahan periode Januari hingga Juni 2024 sudah mencapai 19,79 hektare dari 93 titik panas yang terdeteksi satelit.
Pelaksana Tugas Kepala BPBD Siak, Heriyanto, Selasa mengatakan dari kebakaran itu yang paling luas terjadi di Kecamatan Sungai Apit seluas 15,74 ha. Dikatakannya memang Sungai Apit menjadi lokasi rawan karhutla di Siak namun masih bisa diatasi.
"Satgas masih mumpuni menjalankan kegiatan yang tidak banyak titik, kalau masih satu kecamatan masih bisa bergerak. Jika lebih dari satu kecamatan perlu energi lebih," katanya.
Jika melihat periode yang sama pada tahun lalu, karhutla 2024 ini sudah menurun yang luasnya mencapai 57,05 ha. Akan tetapi terdapat perbedaan dengan wilayah paling luas terbakar adalah Kecamatan Mempura seluas 12,84 ha.
Lebih lanjut dia mengatakan untuk personel dan sarana prasarana memang butuh penyegaran. Akan tetapi memang tak bisa menambah pada tahun berjalan ini sehingga harus memberdayakan apa yang ada.
Untuk itu, pihaknya meningkatkan koordinasi dengan TNI, kepolisian, Manggala Agni Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Selain itu juga diminta kesiapsiagaan camat, Penghulu (Kepala desa) karena menurut prediksi akan memasuki cuaca ekstrem pada Juli mendatang.
"Jadi kita sudah minta ini ditindaklanjuti ke tingkat kecamatan agar memahami risiko kebakaran lahan. Termasuk ke jajaran terendah kepala desa agar memantau langsung kebakaran karena terjadinya memang di wilayah kampung," ungkapnya.
"Tapi ini tak hanya tugas BPBD, masyarakat peduli api di tingkat desa harus diaktifkan dan perusahaan sekitar diminta membantu karena ini sudah tanggung jawab bersama," imbuhnya.