Jakarta (ANTARA) - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken pada Rabu (12/6) mengatakan Hamas telah mengusulkan revisi atau perubahan pada potensi kesepakatan gencatan senjata di Gaza dan pihaknya sedang berupaya untuk mencapai kesepakatan.
"Hamas telah mengusulkan banyak perubahan terhadap proposal yang telah dibahas. Beberapa perubahan bisa diterapkan, ada pula yang tidak,” kata Blinken dalam jumpa pers bersama dengan Menteri Luar Negeri Qatar Mohammed bin Abdulrahman Al Thani di Doha.
Blinken menekankan komitmen Washington untuk mempersempit kesenjangan mencapai kesepakatan dengan para mediator yang mencakup Qatar dan Mesir.
"Apa yang telah kami lihat dan apa yang telah saya diskusikan dengan perdana menteri dan rekan-rekan kami di Mesir, kami bertekad untuk mencoba menjembatani kesenjangan tersebut. Dan saya yakin kesenjangan tersebut dapat dijembatani,” ucapnya.
Blinken dalam lawatannya yang kedelapan ke Timur Tengah dalam delapan bulan terakhir, menekankan perlunya gencatan senjata di Gaza dengan mengatakan semakin lama hal tersebut berlangsung, semakin banyak orang yang akan menderita dan ini waktunya untuk menghentikan tawar-menawar dan memulai gencatan senjata.
Namun, dia menambahkan bahwa Hamas tidak akan diizinkan untuk menentukan masa depan wilayah dan rakyatnya yang mengisyaratkan skenario pascaperang di wilayah Palestina di mana Israel telah membunuh lebih dari 37.000 warga Palestina sejak serangan 7 Oktober 2023.
"Kami bertekad dan bersikeras agar Israel atau negara lain mematuhi hukum kemanusiaan internasional, hukum konflik bersenjata, menjunjung tinggi hak asasi manusia, dan tidak melakukan pelanggaran berat terhadap hak-hak tersebut,” tegasnya.
Ia mengumumkan pula rencana untuk mengajukan proposal untuk elemen-elemen penting dari rencana sehari-hari, termasuk ide-ide konkret mengelola pemerintahan, keamanan, dan rekonstruksi di Gaza dalam beberapa minggu mendatang.
"Kami akan terus melakukan segala yang kami bisa untuk mendukung mereka, terutama pada saat dibutuhkan,” ujar Blinken.
Dia juga mengingatkan bahwa AS memberi dukungan tambahan sebesar 400 juta dolar AS (Rp6,51 triliun) untuk Palestina, sehingga totalnya menjadi 670 juta dolar AS (Rp109 triliun) dalam delapan bulan.
Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat Joe Biden pada 31 Mei telah mengumumkan mengenai rencana tiga tahap untuk mengakhiri permusuhan secara permanen dan membangun kembali Gaza.
Peta jalan komprehensif tersebut, menurut Biden, ditawarkan oleh Israel, yang belum mendukungnya secara terbuka. Rencana tersebut juga telah disetujui oleh Dewan Keamanan PBB.
Baca juga: Mesir, Qatar dapat menerima respons Hamas soal usulan gencatan senjata Gaza
Baca juga: Uni Eropa desak Israel, Hamas terima proposal gencatan senjata Biden
Sumber: Anadolu
Berita Lainnya
Airlangga: Pemerintah akan dorong fasilitas GSP dari Amerika Serikat
30 November 2024 16:54 WIB
Menag Nasaruddin Umar tegaskan upaya meningkatkan kesejahteraan guru terus dilakukan
30 November 2024 16:36 WIB
Pengamat: Kenaikan upah minimum akan berikan efek surplus ke dunia usaha
30 November 2024 16:30 WIB
Indonesia komitmen perkuat kerja sama strategis dengan negara-negara MSG
30 November 2024 16:20 WIB
Kemenkes ajak warga berperan aktif untuk mengeliminasi HIV/AIDS di Indonesia
30 November 2024 15:56 WIB
Waka Komisi I DPR RI akan perjuangkan anggaran TNI untuk wujudkan Astacita
30 November 2024 15:25 WIB
Presiden Mesir serukan hidupkan kembali solusi dua negara Palestina-Israel
30 November 2024 15:06 WIB
Pemuda Pancasila siap menangkan pasangan RIDO di putaran kedua Pilkada Jakarta
30 November 2024 14:58 WIB