Pekanbaru (Antarariau.com) - PT Pegadaian (Persero) Kanwil II Pekanbaru, Provinsi Riau memberikan kiat-kiat cerdas bagi 300-an peserta tentang bagaimana cara memanfaatkan emas yang baik sebagai investasi masa depan dalam seminar berinvestasi logam mulia sebagai alternatif pilihan investasi yang aman untuk mewujudkan kebutuhan masa mendatang .
"Dalam seminar ini kami mengajak masyarakat untuk mencoba berinvestasi emas pegadaian, sebab barangnya riil ada dan uangnya juga ada , dan dititipkan di pegadaian secara gratis," kata Pimpinan PT Pegadaian (Persero) Kanwil II Pekanbaru, Mulyono, di Pekanbaru, Selasa.
Menurut Mulyono dalam seminar ini, Pegadaian perlu mengedukasi masyarakat tentang produk emas dan sejumlah keunggulannya, termasuk literasi tentang sejumlah produk unggulan pegadaian dan jasa keuangan lainnya pada masyarakat.
Ia mengatakan pintu masuk dalam pelaksanaan literasi produk pegadaian tersebut ke masyrakat adalah melalui penjualan produk logam mulia.
Selain Pekanbaru, katanya lagi, setiap kantor wilayah pegadaian juga menggelar program literasi produk serupa dengan jenis kegiatan seminar secara gratis yang ditujukan untuk umum dan pegawai yang incharge di penjualan mulia.
"Sebanyak 300-an peserta tersebut diundang berasal dari pegawai yang "in charge" di penjualan mulia dan berpotensi "buyer" dari nasabah pegadaian, perwakilan kelompok UKM, perwakilan intansi/BUMN pengurus organisasi profesi/asosiasi/komunitas dan ibu-ibu rumah tangga," katanya
Sementara itu konsultan bisnis PT Pegadaian (Persero), Rully Kustandar memberikan sejumlah kiat bagi masyarakat, yakni melalui kiat pertama dimana emas kebutuhan dimasa datang, jalur kedua, emas untuk kebutuhan bisnis dan konsumtif di masa datang dan jalur ketiga yakni jalur iseng.
Untuk kiat kedua emas untuk kebutuhan bisnis dan konsumtif, dimana uang untuk modal bisnis biasanya saya belikan emas dulu, sebaiknya emasnya tersebut digadai, baru uang gadainya dipakai untuk modal bisnis.
"Dan bisnis harus mampu untuk membayar biayanya setiap empat bulan termasuk mengurangi pokok pinjaman. Kalau sampai tidak mampu, berarti ada yang salah dengan bisnis ini," katanya.
Pada kiat ketiga yakni kiat iseng, ketika ada dana lebih sebaiknya baru masuk ke jalur ini, emas diperoleh dengan cara beli–gadai, kemudian setiap ada kenaikan emas dan STLE (nilai taksir bank) gadai maka pinjamannya dimaksimumkan lagi. Selanjutnya kelebihan dari hasil topup (setelah bayar biayanya) dibelikan emas lagi, sedangkan emas yang dibeli dari hasil topup gadai ini disimpan dan tidak digadai.
"Emas jauh lebih banyak manfaatnya daripada keuntungannya, apalagi nilai emas ini sama sepanjang masa, maka kita bisa memanfaatkan emas untuk mengukur biaya di masa yang akan datang," katanya.
Pada peserta Rully juga memberikan contoh yang paling mudah, untuk memenuhi biaya pendidikan anak-anak, maka dengan emas kita bisa dengan mudah mengukurnya. Kalau saat ini biaya masuk Sekolah Dasar adalah Rp10jt dan setara emas 20 gram, maka Emas 20 gram tersebut 5 atau 10 tahun yang akan datang masih akan tetap bisa membiayai masuk Sekolah Dasar.