Sekitar 300 peserta ikuti sosialisasi Program Makan Bergizi Gratis di Bagansiapiapi

id Makan bergizi gratis

Sekitar 300 peserta ikuti sosialisasi Program Makan Bergizi Gratis di Bagansiapiapi

Sosialisasi program Makan Bergizi Gratis di Rokan Hilir (ANTARA/dok)

Rokan Hilir (ANTARA) - Sekitar 300 peserta menghadiri kegiatan Sosialisasi Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digelar di Lapangan Pusara 1, Bagan Punak Pesisir, Bagansiapiapi.

Program ini diinisiasi Komisi IX DPR RI bersama mitra kerja Badan Gizi Nasional (BGN), sebagai upaya memperkuat ketahanan gizi masyarakat.

Berdasarkan informasi tertulis diterima Antara, Selasa, acara dihadiri Anggota Komisi IX DPR RI Maharani, Analis Madya Deputi Penyaluran Wilayah II BGN Herry Setyadi Dewanto, dan perwakilan Puskesmas (PKM) Bagansiapiapi Elia S. Simbolon.

Dalam sambutannya, Maharani menegaskan dukungan penuh pemerintah terhadap program ini untuk mewujudkan generasi sehat dan berdaya saing.

“Mari kita dukung bersama Program MBG demi mewujudkan Generasi Emas 2045. Saya yakin, dalam 20 tahun ke depan, anak-anak kita akan tumbuh menjadi generasi yang cerdas, sehat, dan berdaya saing,” ujar Maharani.

Lanjutnya, manfaat program MBG juga dirasakan oleh masyarakat luas melalui terbukanya peluang kerja dan meningkatnya permintaan bahan pangan, seperti telur, daging, dan ikan.

Perwakilan PKM Bagansiapiapi, Elia S. Simbolon, menyoroti pentingnya asupan gizi seimbang bagi tumbuh kembang anak. Ia menilai, program MBG membantu memenuhi kebutuhan gizi kelompok rentan, termasuk balita, ibu hamil, dan ibu menyusui.

Sementara itu, Analis Madya Deputi Penyaluran Wilayah II BGN Herry Setyadi Dewanto menjelaskan bahwa MBG merupakan bagian dari strategi nasional penguatan sumber daya manusia.

“Program MBG dari BGN tidak hanya memberikan asupan makanan bergizi, tetapi juga menjadi instrumen strategis dalam pemerataan pembangunan kesehatan masyarakat,” katanya.

Ia menambahkan, program dirancang sistematis untuk menjangkau kelompok paling membutuhkan, khususnya anak sekolah, balita, dan ibu hamil yang rentan terhadap permasalahan kekurangan gizi.

Kegiatan ini diharapkan menjadi langkah awal yang konkret dalam memperkuat ketahanan gizi masyarakat, seiring dengan proyeksi Indonesia yang diperkirakan memiliki populasi muda besar pada 2045.