Pekanbaru, (Antarariau.com) - Pemerintah Provinsi Riau menyatakan sejauh ini belum ingin melakukan perombakan terhadap susunan jajaran direksi salah satu Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang difokuskan mengelola minyak dan gas bumi yaitu PT Riau Petroleum.
"Kalau masalah itu (pembenahan), sampai sekarang belum ada," ujar Wakil Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman di Pekanbaru, Senin.
Menurutnya, Pemprov selaku pemegang saham terbesar BUMD tersebut masih melakukan pemantauan terhadap hasil laporan kerjasama yang telah mendapatkan lampu hijau dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dalam mengelola Blok Siak.
Pemprov Riau masih memberikan kesempatan kepada jajaran direksi Riau Petroleum untuk menuntaskan rencana kerjasama dengan perusahaan plat merah karena berstatus sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yakni PT Pertamina.
"Nanti kita lihat, bagaimana kelanjutan etelah kita negosiasi dengan Pertamina itu," kata wagub Riau.
Seperti diketahui, saat ini Direktur Utama Riau Petroleum masih dijabat oleh Herianto sejak tanggal 28 Desember 2011. Sebagai salah satu BUMD, pada 2013 pernah mendapat kucuran dana APBD Riau sebesar Rp2,5 miliar.
Hingga saat ini, belum diketahui uang rakyat tersebut apakah sudah digunakan perusahaan atau belum.
Pada tahun lalu, perusahaan tersebut pernah bekerjasama dengan sebuah perusahaan migas dalam mengelola Blok Siak. Namun, sampai sejauh ini belum jelas laporannya.
Pemprov Riau berharap Riau Petroleum dapat menjadi perpajangan tangan pihaknya bersama empat pemerintah daerah di Riau dalam rencana mengelola Blok Siak bekerja sama dengan Pertamina.
Pada Rabu (23/4), Wakil Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman bersama empat kepala daerah di provinsi itu telah menemui Wakil Menteri ESDM Susilo Siswoutomo untuk membicarakan peran daerah dalam mengelola sektor migas bumi terutama Blok Siak.
PT Pertamina ditunjuk pemerintah untuk mengelola dua ladang minyak sekaligus yakni Blok Siak dari PT Chevron Pacific Indonesia serta Blok Kampar dari tangan PT Medco EP Indonesia pada 27 November 2013.
"Pengelolaan kedua blok tersebut mulai 28 November pukul 00.00 diserahkan kepada Pertamina sebagai perusahaan milik negara," kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Jero Wacik.
Khusus untuk partisipasi daerah, pihak badan usaha milik daerah di Riau bisa melakukan pembicaraan "B to B" dengan Pertamina setelah sepenuhnya dipegang oleh Pertamina, kata Jero Wacik.
Medco selaku operator sudah mengelola Blok Kampar selama 30 tahun dan sudah habis kontraknya per tanggal 5 Juli 2013. Sementara itu, Chevron yang mengelola Blok Siak kontraknya berakhir pada 27 November 2013.