Pekanbaru (ANTARA) - Sebanyak dua puluh pemuda asal Riau mengikuti program Pelatihan dan Sertifikasi Juru Las (welder) di Balai Latihan Kerja (BLK) Kementerian Tenaga Kerja RI, di Serang, Banten. Para peserta tersebut merasakan banyak manfaat setelah mendapat keterampilan sebagai bekal untuk terjun ke dunia kerja ke depannya.
“Kami dibimbing langsung oleh instruktur yang sangat ahli di bidangnya. Ini menjadi pengalaman berharga bagi saya untuk siap terjun ke dunia kerja nantinya,” kata salah satu peserta asal Kampar, Afif Diabakri, Kamis (18/4).
Alumni SMA Negeri 1 Tapung ini merasa bersyukur menjadi bagian dari peserta Pelatihan dan Sertifikasi Juru Las yang dilaksanakan PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) bekerja sama dengan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Riau. Didampingi mitra pelaksana Politeknik Caltex Riau (PCR), para peserta menjalani program peningkatan keterampilan dan pengetahuan juru las selama dua bulan di BLK Kementerian Tenaga Kerja RI, Serang.
“Semoga setelah pelatihan dan sertifikasi ini saya dapat dengan cepat mendapat peluang kerja
sebagai welder, yang terampil,” ucapnya.
Bagi Afif, mengikuti pelatihan juru las merupakan pengalaman baru setelah lulus dari bangku sekolah pada 2023 lalu. Dia mengaku sebelumnya tidak mengetahui sama sekali teknik pengelasan. Namun setelah mengikuti pelatihan, Afif merasa memiliki keterampilan luar biasa sebagai juru las dan siap untuk terjun ke dunia kerja.
“Kami diajari bagaimana teknik pengelasan, menentukan posisi yang aman dan selamat sesuai kualifikasi pekerjaan,” tuturnya.
Selain mendapatkan keterampilan baru, Afif bersyukur dapat berbaur dan menambah relasi dengan sejumlah peserta lainnya yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Dia berharap, perkenalan dengan peserta lainnya dapat menambah jaringan untuk menentukan karir ke depannya.
“Selain mengasah keterampilan mengelas, keamanan dan keselamatan kerja menjadi hal utama. Ini menjadi bagian pesan penting yang kami pelajari,” ucapnya.
Hal serupa dirasakan peserta lainnya, Liwinko Pasaribu. Lulusan sekolah kejuruan ini mengaku wawasannya tentang pengelasan bertambah dengan hal-hal baru dan belum pernah didengarnya. Dia menyebut, lewat pelatihan ini akhirnya memahami bagaimana melakukan teknik pengelasan yang baik dan benar.
Dia mendapat bimbingan langsung dari instruktur ahli di bidang pengelasan, hingga akhirnya bisa mempraktikkan keahlian pengelasan dengan hasil terbaik dan sesuai standar pekerjaan las. Liwinko meyakini dengan bekal dan keahlian yang didapatnya, bisa menjadi bekal baginya untuk bekerja di industri terkait, di dunia usaha dan hingga dapat berdikari dalam upaya mengurangi angka pengangguran di daerah itu.
“Harapan saya agar pelatihan seperti ini terus berlanjut dengan melibatkan lebih banyak lagi generasi muda di Riau, dan kami yang telah ikut serta agar dapat terus dibimbing agar ilmu yang sudah diraih dapat terus dikembangkan dan diasah makin kuat pada masa mendatang,” ujarnya.
Peserta asal Pekanbaru, Handroz merasakan melalui pelatihan welder ini membuka kesempatan untuk terjun ke dunia kerja sebagai juru las. Ia mengaku akan terus mengulang-ulangi ilmu yang sudah dipelajari agar keterampilan mengelasnya semakin baik dan sempurna.
“Setelah pelatihan ini peluang saya bekerja sebagai welder semakin terbuka lebar, karena sudah mengikuti ujian kompetensi dan meraih sertifikasi profesi. Ini modal dan bekal saya untuk meng-upgrade diri,” ujarnya.
Dia menyadari kompetensi welder hingga kini terus dibutuhkan di berbagai lini industri, dan peluang pekerjaannya cukup terbuka bagi yang memiliki kemampuan pengelasan. Ia berharap alumni pelatihan ini mendapatkan wadah, atau juga kesempatan magang untuk terus mengulang keahlian mengelas.
“Ke depannya mungkin bisa diadakan pelatihan welder 6G (pengelasan pipa dalam posisi tertentu), lowongan kerja saya temukan kebanyakan adalah 6G, agar lebih mudah untuk generasi muda Riau untuk mendapatkan pekerjaan,” harapnya.
Manager Corporate Social Responsibility PHR WK Rokan, Pinto Budi Bowo Laksono mengatakan, Pelatihan dan Sertifikasi Juru Las ini merupakan bagian dari pelaksanaan program penguatan Ekosistem Vokasi PHR di Riau untuk melahirkan SDM yang berkualitas sekaligus membuka akses untuk lapangan pekerjaan sesuai dengan keahlian yang dimiliki. Bagi PHR,
sumber daya manusia perlu terus dibekali dengan keterampilan dan kompetensi lebih maju guna menghadapi era revolusi industri 4.0 yang berbasis teknologi.
“Diharapkan, SDM yang lahir dari pelatihan ini dapat memenuhi kebutuhan perkembangan industri saat ini serta mengurangi pengangguran dengan terserapnya tenaga kerja lokal,” kata Pinto.