Jakarta (ANTARA) - Perusahaan teknologi, TikTok, dikabarkan tengah bereksperimen untuk menghadirkan sedang bereksperimen dengan influencer virtual berbasis kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) namun inovasi itu ternyata menuai kekhawatiran khususnya dari para kreator konten.
Hal itu dikarenakan pemengaruh virtual itu memiliki tugas yang sama dengan kreator konten untuk membantu promosi produk pada layanan e-commerce TikTok.
Secara singkat, teknologi itu bakal menciptakan persona selebriti digital untuk pedagang di e-commerce TikTok, mereka akan mempromosikan produk seperti iklan berdasarkan skrip dan menyimpan rekomendasi.
Meski begitu, TikTok mengaku dalam penguji internal mereka ditemukan fakta bahwa pemengaruh virtual itu belum siap menggantikan posisi kreator konten manusia.
Para pemengaruh virtual berbasis AI itu dinyatakan belum siap mengisi waktu-waktu primetime yang biasanya digandrungi penonton dan penjualannya pun lebih sedikit dibanding kreator konten manusia.
Pada akhirnya TikTok menyimpulkan bahwa hadirnya AI berguna untuk melengkapi dan bukan menggantikan kreator konten.
Pengiklan yang akrab dengan TikTok mengatakan bahwa pemengaruh virtual itu masih dalam pengembangan awal dengan tanggal peluncuran yang belum pasti.
Bytedance, perusahaan induk Tiktok, dapat lebih menyempurnakan atau bahkan membatalkan fitur sepenuhnya.
Apabila fitur pemengaruh virtual itu diluncurkan di masa depan, TikTok nampaknya perlu lebih hati-hati dalam menavigasi sentimen pengguna.
Apalagi mengingat cukup banyak kontroversi yang dialami TikTok di beragam kawasan terbaru ialah di AS yang ingin melarang hadirnya TikTok. Demikian dilaporkan Gizmochina, Jumat (12/4).
Baca juga: Keranjang kuning TikTok jadi kunci pertumbuhan omzet UMKM lokal Indonesia
Baca juga: Tren belanja daring jelang Lebaran 2024 di platform Shop Tokopedia dan TikTok