Ankara (ANTARA) - AS akan mengerahkan peluncur darat yang mampu menembakkan rudal SM-6 dan Tomahawk di kawasan Indo-Pasifik “segera” untuk mengatasi “meningkatnya ancaman keamanan,” di tengah meningkatnya ketegangan di kawasan tersebut, Minggu (7/4).
Dalam sebuah wawancara dengan kantor berita Yonhap saat kunjungannya ke Korea Selatan, Jenderal Charles Flynn, komandan Angkatan Darat AS di Pasifik, mengatakan bahwa tentara AS telah mengembangkan "tembakan presisi jarak jauh."
Dia menyebutkan bahwa pencegat SM-6 dan serangan maritim Tomahawk merupakan rudal yang dapat diluncurkan dari sistem peluncuran baru.
Pengumuman tersebut, yang bertepatan dengan latihan kontramiliter yang dilakukan China, AS, dan sekutunya di Laut China Selatan yang disengketakan, menandai konfirmasi pertama mengenai jenis sistem persenjataan yang akan digunakan di wilayah tersebut pada tahun ini.
Sistem persenjataan itu akan dikerahkan di wilayah tersebut untuk pertama kalinya sejak AS dan bekas Uni Soviet menandatangani perjanjian pada tahun 1987 untuk menghapuskan Pasukan Nuklir Jarak Menengah (INF).
AS menarik diri dari perjanjian INF pada 2019, dengan alasan dugaan pelanggaran oleh Rusia.
Tentara AS telah mengembangkan dan mengerahkan rudal jarak menengah baru di tengah meningkatnya pengaruh China di kawasan Indo-Pasifik.
“Sistem itu akan segera diterapkan di wilayah tersebut. Ke mana dan kapan sistem itu akan dikirim, saya tidak akan membicarakannya sekarang,” kata Flynn.
SM-6 mampu mencegat rudal balistik dengan jangkauan lebih dari 240 kilometer, sedangkan Tomahawk, sebuah rudal jelajah subsonik, dapat menyerang sasaran sekitar 2.500 kilometer.
Flynn, yang juga berkunjung ke Jepang dan Thailand selama kunjungannya ke tiga negara di Asia, menyampaikan keprihatinan atas serangkaian uji coba rudal yang dilakukan Korea Utara baru-baru ini.
Dia menunjukkan kepercayaan terhadap "sistem pertahanan rudal yang terintegrasi dan berlapis" yang dimiliki aliansi tersebut.
“Pengujian yang berkelanjutan sangat memprihatinkan dan, dalam banyak hal, mengganggu stabilitas. Saya yakin, mengingat aktivitas kami baru-baru ini di kawasan ini, pertahanan rudal berlapis dari apa yang kami miliki,” katanya.
Korea Utara pada Rabu (3/4) melakukan uji coba rudal balistik jarak menengah hipersonik baru, serta mengeklaim semua rudalnya sekarang berbahan bakar padat dan berkemampuan nuklir dengan kemampuan kontrol hulu ledak.
Baca juga: Korea Selatan dan Amerika kecam Korut kirim rudal ke Rusia untuk lawan Ukraina
Baca juga: PBB sebut rumah sakit seharusnya tidak boleh dijadikan medan pertempuran
Sumber: Anadolu
Berita Lainnya
KSAU dan Prabowo Subianto bahas hal penguatan pertahanan udara
03 May 2024 12:17 WIB
Masyarakat Indonesia didorong lebih banyak konsumsi teh tanpa pemanis
03 May 2024 12:10 WIB
Sejumlah hal yang perlu diketahui soal metode perawatan kulit Sandwich Retinol
03 May 2024 12:01 WIB
MUI minta ICC untuk tidak ragu dalam menangkap PM Benjamin Netanyahu
03 May 2024 11:44 WIB
Indonesia turunkan kekuatan terbaik hadapi Thailand di perempat final Piala Uber 2024
03 May 2024 11:35 WIB
500 jasad tahanan warga Palestina masih ditahan Israel
03 May 2024 11:23 WIB
Mendagri nyatakan Pilkada Serentak 2024 tak dipercepat ke September
03 May 2024 10:52 WIB
HIPMI Jaya komitmen ciptakan ekosistem bisnis setelah ibu kota pindah ke IKN
03 May 2024 10:43 WIB