Jakarta (ANTARA) - Manggis, buah kecil berwarna ungu kehitaman dengan rasa manis asam yang menyegarkan, kini menjadi salah satu produk pertanian unggulan Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, setelah berhasil menembus pasar China.
Manggis yang dihasilkan dari areal perkebunan di wilayah Kecamatan Kiarapedes, Bojong, Darangdan, Pondoksalam, dan Kecamatan Wanayasa itu selalu diekspor ke China. Pengiriman ini sudah berlangsung sejak beberapa tahun terakhir.
Kini, Purwakarta masuk ke deretan daerah penghasil manggis bersanding dengan Kabupaten Purworejo dan Cilacap, Jawa Tengah, serta daerah lain penghasil manggis.
Dilihat dari ilmu morfologi tumbuhan, manggis merupakan tanaman tahunan yang masa hidupnya dapat mencapai puluhan tahun. Pohon manggis selalu hijau dengan tinggi 6-20 meter.
Manggis mempunyai batang tegak, kulit batang cokelat, dan memiliki getah berwarna kuning. Selain itu, manggis mempunyai empat daun mahkota bunga, berbentuk telur terbalik, berwarna hijau kuning, bertepi merah atau hampir semua merah.
Buah manggis memiliki bentuk bola, garis tengah 3,5-7 sentimeter, berwarna ungu tua, dinding buah tebal, daging buah putih susu dengan getah kuning.
Untuk manggis lokal Purwakarta ternyata memiliki ciri khas tersendiri, antara lain, buahnya berukuran relatif besar dengan diameter 4,5 sampai 5,5 sentimeter dan bobot 90 sampai dengan 110 gram.
Hal yang membedakan dengan manggis produk daerah lain, manggis Purwakarta memiliki tekstur yang lembut serta kulit luarnya yang mulus. Selain itu, rasanya juga cukup segar karena mengandung manis dan asam.
Kepala Dinas Pangan dan Pertanian Purwakarta, Sri Jaya Midan, menyebutkan selain dari tekstur dan rasanya, manggis lokal Purwakarta juga memiliki daya tahan cukup lama. Jika disimpan dalam suhu ruangan, buah manggis dari Purwakarta bisa bertahan hingga 28 hari dengan kondisi masih segar.
Buah manggis lokal Purwakarta ini sudah masuk dalam varietas Wanayasa dan sudah terdaftar secara resmi di Kementerian Pertanian sebagai varietas unggulan.
Hingga 2022, populasi pohon manggis di wilayah ini tercatat sebanyak 166.268 pohon yang tersebar di atas lahan seluas 1.662,68 hektare.
Produksi manggis di Purwakarta pada tahun 2022 mencapai 4.361,7 ton. Dari Januari sampai akhir Februari tercatat telah melepas ekspor manggis sebanyak 500 ton ke China.
Manggis lokal Purwakarta ini dihasilkan dari areal perkebunan yang tersebar di lima kecamatan, yakni di Kecamatan Wanayasa, Kiarapedes, Bojong, Darangdan, dan Kecamatan Pondoksalam.
Ekspor ke China
Kabupaten Purwakarta pada tahun ini telah mengekspor 600 ton buah manggis lokal atau manggis varietas wanayasa ke China.
Penjabat Bupati Purwakarta Benni Irwan menyebutkan bahwa manggis varietas wanayasa atau manggis lokal Purwakarta sudah dipatenkan melalui peraturan Menteri Pertanian sebagai salah satu varietas manggis yang diakui di Indonesia untuk diekspor.
Jumlah buah manggis yang diekspor ke China pada tahun ini meningkat dibandingkan dengan tahun lalu atau pada tahun 2023 yang hanya bisa mengekspor 500 ton manggis ke China.
Sementara ini manggis lokal Purwakarta hanya diekspor ke China. Ke depan diharapkan bisa menembus negara lain seperti Australia.
"Kita ingin rebut pasar itu juga. Nah, untuk bisa merebut pasar itu untuk kita harus memenuhi beberapa standar kelayakan, kualitas, dan kontinuitas," kata Benni.
Sukses ekspor itu tidak terlepas dari ketekunan para petani manggis Purwakarta yang sudah mulai berupaya sejak awal mulai dari menanam, memelihara, panen hingga mengemas untuk bisa diekspor.
Ketua Kelompok Tanaman Buah Tahunan Dirjen Holtikultura Kementerian Pertanian Farida Nuraini menyampaikan bahwa selama ini ekspor manggis lokal Purwakarta sebenarnya masih kecil, baru di angka 10 persen dari jumlah produksinya.
Namun dengan usaha lebih keras lagi, angka ekspor manggis lokal Purwakarta bisa naik tiga kali lipat atau sekitar 30 persen dari jumlah produksi manggis di Purwakarta.
Untuk mewujudkan hal tersebut, maka harus dilakukan secara bersama-sama, mulai dari petani yang menyiapkan kebun dan memeliharanya agar nanti produk yang dihasilkan benar-benar memenuhi kualitas ekspor.
Kementerian Pertanian telah memberikan dukungan kepada Pemerintah Kabupaten Purwakarta dalam meningkatkan produksi manggis.
Dukungan tersebut di antaranya pada 2020-2023, Kementerian Pertanian mengucurkan anggaran dari APBN untuk membantu perluasan area tanaman seluas 245 hektare, dan 120 hektare di antaranya untuk lahan tanaman manggis.
Pada tahun ini pekebun diminta fokus untuk intensifikasi, memperbaiki pengelolaan kebun agar bisa menghasilkan buah yang bagus, antara lain, dengan memberikan pupuk-pupuk yang memacu pembuahan.
Dinas Pangan dan Pertanian Purwakarta mencatat akan terus mendorong supaya produktivitas perkebunan manggis bisa lebih meningkat, baik dari sisi kualitas maupun kuantitasnya.
Untuk memperkuat kualitas di antaranya dengan memberikan bimbingan mengenai good agricultural practice (GAP) dan standard operational procedure (SOP) kepada para petani.
Sementara dari sisi kuantitas, terus dilakukan upaya untuk mendorong bagaimana supaya produktivitas terus meningkat sehingga kebutuhan domestik maupun ekspor bisa tetap terpenuhi.
Produk unggulan
Penjabat Bupati Purwakarta Benni Irwan menyebutkan bahwa selain manggis ada juga buah-buahan lain yang berpotensi menjadi produk unggulan Purwakarta, di antaranya, melon.
Beberapa pekan lalu Purwakarta sudah panen raya melon bersama dengan PT Sweet Greens Indonesia di Desa Cijunti, Kecamatan Campaka, Purwakarta.
Produksi melon yang digarap perusahaan itu dua kali panen dalam 1 bulan, sedangkan target produksinya mencapai sekitar 8 ton dalam sebulan. Jadi targetnya dalam sebulan dua kali panen yang setiap panen mencapai 4 ton.
Melon di perkebunan Desa Cijunti itu diklaim memiliki keistimewaan. Meski ukuran fisik melonnya kecil, isinya lebih padat dan rasanya manis.
Pihaknya mendorong perkembangan pertanian dan diharapkan melon akan menjadi produk pertanian unggulan di Purwakarta setelah manggis.
"Kualitas melon di sini sangat luar biasa, mulai dari cara penanaman hingga pascapanen yang sangat terjaga," kata Benni.
Ke depan, kualitas, kuantitas, dan kontinuitas dapat terpenuhi oleh perusahaan swasta itu untuk mencukupi kebutuhan masyarakat, baik lokal maupun regional di Indonesia.
Pihaknya juga berharap ke depan produksi buah melon dapat memenuhi kebutuhan ekspor yang saat ini sudah ditunggu oleh beberapa negara, seperti Singapura dan Malaysia.
Manager Produksi dan Agronomis perusahaan tersebut, Muhammad Adiyatma, menyampaikan dalam satu bulan bisa dua kali panen dengan target produksi sekitar 8 ton atau 1 bulan dua kali panen masing-masing mencapai 4 ton.
Produksinya akan dijaga agar berkelanjutan karena perusahaan harus memenuhi keperluan dari supermarket, dan untuk penjualan sekarang baru wilayah Jabodetabek dan sudah mulai ekspansi ke Bali dan Surabaya. Targetnya ke depan menembus ekspor Singapura.
Hasil pertanian berkualitas selalu memiliki peluang menembus pasar ekspor. Para pekebun manggis dan melon Purwakarta sudah merasakan hasil tersebut.
Baca juga: Buah manggis untuk kesehatan jantung hingga cegah kanker
Baca juga: Cantik Luar Dan Dalam Dengan Kulit Manggis