PBB (ANTARA) - Dana Tanggap Darurat Pusat (Central Emergency Response Fund/CERF) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Selasa (20/2) mengalokasikan 100 juta dolar AS untuk memperkuat upaya bantuan di tujuh negara.
Ketujuh negara yang dituju tersebut tengah mengalami kekurangan dana yang parah di kawasan Afrika, Amerika, dan Timur Tengah.
Menurut Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA), prioritas akan diberikan untuk Republik Demokratik Kongo (RDK), Sudan, dan Suriah, dengan masing-masing negara menerima 20 juta dolar AS.
Pendanaan ini bertujuan untuk membantu masyarakat di RDK yang terdampak konflik di wilayah timur negara itu, membantu penduduk yang mengungsi di Sudan akibat konflik, serta membantu warga di Suriah yang terdampak pertikaian.
Sementara itu, Chad akan menerima dana sebesar 15 juta dolar AS untuk membantu para pengungsi dan kelompok rentan lainnya.
Sisa dana akan dialokasikan untuk Niger (10 juta dolar AS), Lebanon (9 juta dolar AS), dan Honduras (6 juta dolar AS) guna mendukung kebutuhan kemanusiaan masing-masing.
"Alokasi baru ini merupakan salah satu yang terkecil dalam beberapa tahun terakhir untuk krisis-krisis yang paling sedikit menerima bantuan dana di dunia," kata OCHA.
"Hal ini mencerminkan penurunan pendanaan yang diterima CERF pada 2023, terendah sejak 2018, dan kenyataan yang mengerikan bahwa pendanaan donor gagal mengimbangi kebutuhan kemanusiaan yang melonjak," demikian lanjut pernyataan OCHA.
Badan-badan kemanusiaan mengungkapkan bahwa biaya untuk membantu 250 juta orang yang terdampak konflik, bencana alam, penyakit, dan krisis-krisis lainnya tahun lalu melonjak menjadi 56,7 miliar dolar AS, mencapai rekor tertinggi. Namun, dana yang diterima untuk memenuhi jumlah itu kurang dari 40 persen, sebut badan-badan kemanusiaan PBB.
Koordinator Bantuan Darurat PBB Martin Griffiths mengatakan suntikan dana darurat baru ini akan membantu mempertahankan program bantuan kemanusiaan yang menyelamatkan nyawa bagi masyarakat yang menghadapi krisis-krisis terburuk di dunia.
"Ini merupakan pengingat tentang peran krusial CERF pada saat ada kebutuhan kemanusiaan yang sangat besar dan kekurangan dana yang kronis. Namun, dengan donasi berada pada tingkat terendah dalam beberapa tahun terakhir, dampak yang menyelamatkan nyawa dari CERF sendiri kini menghadapi tantangan serius," kata Griffiths.
Griffiths menambahkan bahwa sangat penting bagi negara-negara anggota untuk menyediakan pendanaan penuh dan tepat waktu untuk CERF.
Menurut OCHA, kebutuhan kemanusiaan diperkirakan akan terus melonjak pada 2024.
Alokasi CERF ini sangat penting untuk meningkatkan bantuan dan memacu dukungan donor lebih lanjut untuk beberapa krisis yang paling berkepanjangan dan terabaikan di dunia.
"Pendanaan baru ini juga akan memperkuat kemitraan dengan organisasi-organisasi lokal dan meningkatkan akuntabilitas," tambah pernyataan OCHA.
Baca juga: Israel larang masuk misi UNRWA untuk kirim bantuan di Jalur Gaza utara
Baca juga: Sekjen PBB Antonio Guterres serukan gencatan senjata hindari tragedi besar di Gaza
Berita Lainnya
Lemkapi minta seluruh kapolda bantu Kementan untuk capai swasembada pangan
27 April 2024 16:32 WIB
Nicholas Saputra mengaku belajar banyak dari serial "Secret Ingredient"
27 April 2024 16:03 WIB
LPAI serukan pemerintah blokir gim daring yang mengandung unsur kekerasan
27 April 2024 15:50 WIB
Ganda putri Lanny/Ribka gandakan keunggulan Indonesia atas Hong Kong
27 April 2024 15:40 WIB
Oppo A60 hadir dengan Snapdragon 680 dan kamera utama 50 MP
27 April 2024 15:33 WIB
Tim SAR perluas pencarian penumpang yang jatuh dari KMP Reinna
27 April 2024 15:27 WIB
Anies Baswedan hormati langkah PKB dan NasDem gabung koalisi Prabowo-Gibran
27 April 2024 15:14 WIB
Houthi akui anggotanya serang kapal tanker Inggris dan tembak jatuh drone AS
27 April 2024 15:07 WIB