Ramallah (ANTARA) - Juru bicara Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Nabil Abu Rudeinehpada Sabtu, menekankan bahwa sudah waktunya bagi Amerika Serikat untuk mengakui Negara Palestina dan bukan hanya berbicara tentang solusi dua negara.
Pernyataan Abu Rudeineh itu menanggapi pernyataan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu baru-baru yang menolak pembentukan negara Palestina,
Melalui siaran pers jubir itu menyatakan bahwa “Pemerintah Israel tidak tertarik pada perdamaian dan stabilitas dan terus menolak mengakui kenyataan bahwa perdamaian mustahil tercapai tanpa pembentukan negara Palestina yang merdeka, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya berdasarkan perbatasan 4 Juni 1967."
Dia menunjukkan bahwa “resolusi Dewan Keamanan PBB, Majelis Umum PBB serta konsensus internasional telah memberi Palestina status negara pengamat di PBB. Bendera Palestina telah dikibarkan sejajar dengan bendera negara-negara lain yang telah mengakuinya".
“Rakyat Palestina enggan mengkompromikan hak-hak sah mereka, termasuk [hak mereka atas] Yerusalem dan sejumlah situs suci lainnya serta hak mereka atas pembentukan negara Palestina yang merdeka, tak peduli berapa lama prosesnya,” kata Abu Rudeineh menegaskan.
Berita Lainnya
Presiden Mesir serukan hidupkan kembali solusi dua negara Palestina-Israel
30 November 2024 15:06 WIB
Wapres Ma'ruf Amin di KTT Laos desak negara Asia Timur akui keberadaan Palestina
11 October 2024 16:04 WIB
PM Palestina Mohammad Mustafa gambarkan Israel 'negara durhaka' di depan DK PBB
28 September 2024 11:55 WIB
PBB sebut solusi dua negara tidak bisa diputuskan dengan pemungutan suara
19 July 2024 12:20 WIB
Indonesia apresiasi langkah Slovenia akui negara Palestina
27 June 2024 9:37 WIB
Volodymyr Zelenskyy: Ukraina akui Palestina sebagai negara merdeka
03 June 2024 12:01 WIB
Pemerintah Slovenia dukung gerakan untuk akui negara Palestina
31 May 2024 10:25 WIB