Rusia siap bantu Azerbaijan dan Armenia untuk selesaikan perjanjian damai

id Berita hari ini, berita riau terbaru, berita riau antara, Rusia

Rusia siap bantu Azerbaijan dan Armenia untuk selesaikan perjanjian damai

Arsip foto - Tentara etnik Armenia mengamati kendaraan militer pasukan penjaga perdamaian Rusia melintas di Lachin di wilayah Nagorno-Karabakh, November 2020. (ANTARA/REUTERS.)

Istanbul (ANTARA) - Rusia siap membantu Azerbaijan dan Armenia dalam menyelesaikan pekerjaan mereka terkait perjanjian damai, kata juru bicara Kremlin pada Selasa malam.

"Faktanya, kedua belah pihak dalam beberapa kesempatan baru-baru ini menyatakan kesiapan mereka untuk menyelesaikan upaya tersebut, untuk menyelesaikan pekerjaan yang terkait dengan perjanjian damai. Rusia siap membantu mereka," kata Dmitry Peskov kepada saluran televisi Izvestia.

Sembari menyatakan bahwa Rusia tidak memaksa siapa pun untuk menerima layanan mediasi mereka, Peskov mengatakan bahwa Rusia sepenuhnya menyadari pentingnya menyelesaikan upaya terkait perjanjian damai.

"Sangat penting bagi kami bahwa kedua mitra dan sekutu kami - tidak hanya dalam kerangka Persemakmuran Negara-negara Merdeka - tetapi juga di dalam kerangka hubungan bilateral tingkat tinggi kami - untuk menandatangani perjanjian ini sesegera mungkin," katanya.

Peskov menambahkan bahwa penandatanganan perjanjian damai itu akan menciptakan suasana damai, stabilitas, dan prediktabilitas" di Kaukasus, yang sangat penting bagi Rusia.

Hubungan antara kedua bekas Republik Soviet itu tegang sejak 1991, ketika militer Armenia menduduki Nagorno-Karabakh, sebuah wilayah yang secara internasional diakui sebagai bagian dari Azerbaijan, dan tujuh wilayah yang berdekatan.

Sebagian besar wilayah tersebut dibebaskan oleh Azerbaijan selama perang yang terjadi pada musim gugur 2020, yang berakhir setelah perjanjian damai yang ditengahi Rusia dan juga membuka pintu menuju normalisasi.

Pada September ini, tentara Azerbaijan memulai operasi antiterorisme di Karabakh untuk menegakkan ketertiban konstitusional di wilayah itu, yang kemudian menyebabkan pasukan separatis ilegal menyerah.

Sebelumnya pada bulan ini, kedua negara bertukar tahanan perang di perbatasan mereka, menyusul pernyataan bersama yang dinilai penting.

Baca juga: China-Rusia gelar pertemuan tentang kerja sama pembangunan regional di Beijing

Baca juga: Menlu Rusia sebut anggota baru DK PBB harus negara berkembang


Sumber: Anadolu