Pekanbaru (ANTARA) - Lahan seluas dua hektar tampak terbentang. Dari gubuk yang dilengkapi televisi dan radio, Hendro Satrioko menatap dengan penuh harapan. Di bawah permukaan tanah itu tertanam 3.000 bibit semangka.
“Saya kerjakan sendiri, dibantu teman-teman yang tergabung di kelompok tani Mekarsari,” kata petani berperawakan kecil yang biasa dipanggil dengan sebutan Koko ini.
Kelompok Tani Mekarsari berada di Pangkalan Pisang, Kecamatan Koto Gasib, Kabupaten Siak.
Koko, ketua kelompok tani itu, memang tengah menanam semangka. Di sela-selanya, ia tanam juga cabai dan terong. Di bagian tepi, bahkan ada beberapa pokok durian. Bukan untuk dirinya sendiri. Ia terpanggil melibatkan warga dan rekan-rekannya bersama mengolah lahan miliknya.
Selain mengajarkan cara bercocok tanam, menurutnya, hasil panen akan dibagi dan diharapkan dapat berguna untuk menambah penghasilan para anggota.
Bukan impian kosong. Pada Mei tahun lalu misalnya, Koko pernah mencatat keberhasilan panen semangka. Dari lahan yang sama, waktu itu ia bersama Poktan Mekarsari menghasilkan lebih 4 ton semangka dengan harga di pasaran waktu itu mencapai Rp 6.000 per kilogram.
“Saya menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya pada PT KTU,” kata Koko. Menurut pria yang pernah menjadi kepala desa ini, jasa perusahaan perkebunan kelapa sawit yang bersebelahan dengan kampung tempat tinggalnya itu memang besar.
Bantuan perusahaan memang banyak diberikan. Tak hanya berupa bibit. Menurut Koko, perusahaan juga tak segan mengirim alat berat jika dibutuhkan untuk mengolah lahan atau membangun infrastruktur untuk kebun.
Hubbal K Sembiring, Administratur PT KTU, menyatakan bahwa dukungan tersebut merupakan wujud dan komitmen nyata perusahaan. “Perusahaan ingin hadir di tengah masyarakat dan memberi manfaat positif bagi peningkatan kesejahteraan,” ujarnya belum lama ini. Tujuan itu dicapai melalui pelaksanaan program-program tanggung jawab sosial atau corporate social responsibility (CSR).
Ada empat pilar program CSR. Masing-masing fokus pada bidang pendidikan, kesehatan, lingkungan dan ekonomi. Pada bidang ekonomi, selain membina kelompok tani Mekarsari yang diketuai Koko, perusahaan juga membina 5 kelompok lainnya.
Di Desa Pangkalan Pisang terdapat dua kelompok yaitu Kelompok Tani Mekarsari Budidaya Semangka dan Kelompok Tani Pemuda Tani Bersatu dengan budidaya Pisang Kepok. Di Desa Kuala Gasib terdapat satu kelompok, yaitu kelompok Tani Mandiri dengan budidaya ikan gurame.
Lalu Desa Buatan terdapat Kelompok Tani Gang Damai dengan budidaya bebek petelur. Ada juga Kelompok Tani Duo Rimbo di Desa Teluk Rimba dengan budaya lebah madu.
“Sebagai perusahaan perkebunan kelapa sawit yang berada di tengah-tengah masyarakat, PT KTU ingin mendorong kemandirian masyarakat,” ujar Hubbal.
Berita Lainnya
Kunjungan delegasi 17 negara ke PT KTU jadi inspirasi praktik sawit berkelanjutan
02 July 2024 10:20 WIB
Tiga hari bersama PT KTU, bocah SD pahami anti-bullying dan pendidikan seks dini
24 May 2024 23:51 WIB
Saat lomba riset, PT KTU pamerkan dampak positif kebun sawit
04 March 2024 18:39 WIB
Dituduh ingkar, PT KTU tunjukkan dokumen otentik berisi komitmen yang telah ditunaikan
26 October 2023 23:25 WIB
PT KTU simulasi pemadaman karhutla dengan MPA dan Polsek Kotogasib
09 April 2023 12:40 WIB
PT KTU dan Yayasan Sakola Berbagi berikan pelatihan komite sekolah
24 February 2023 10:32 WIB
Dua kampung binaan PT KTU sabet penghargaan ProKlim dari DLHK Riau
07 December 2022 18:53 WIB
PT KTU Siak salurkan bantuan semen dan keramik untuk masjid
22 April 2021 13:02 WIB