Menlu AS Antony Blinken akui niat Israel tak sejalan dengan fakta di lapangan

id Berita hari ini, berita riau terbaru, berita riau antara, Menlu AS

Menlu AS Antony Blinken akui niat Israel tak sejalan dengan fakta di lapangan

Kerabat almarhum berduka saat jenazah warga Palestina yang tewas dalam serangan Israel di kamp pengungsi Maghazi, dibawa keluar dari kamar mayat Rumah Sakit Martir Al-Aqsa untuk dimakamkan di Deir al Balah, Gaza, 7 Desember 2023. (ANTARA/AA)

Washington (ANTARA) - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken mengungkapkan masih ada kesenjangan antara niat Israel untuk melindungi warga sipil dan hasil di lapangan di Gaza.

"Kami berdiri di sini hampir sepekan setelah operasi di selatan, setelah berakhirnya jeda kemanusiaan, tetap penting bagi Israel untuk mengutamakan perlindungan warga sipil," kata Blinken dalam konferensi pers bersama di Washington dengan Menteri Luar Negeri Inggris David Cameron.

"Dan masih ada kesenjangan antara apa yang saya katakan ketika saya berada di sana, niat untuk melindungi warga sipil, dan hasil nyata yang kami lihat di lapangan," kata dia.

"Ada beberapa hal yang menurut kami penting untuk benar-benar fokus, tak hanya memastikan kawasan aman tapi juga memastikan komunikasi sedemikian rupa sehingga masyarakat tahu ke mana mereka bisa pergi, kapan mereka bisa pergi ke sana dengan aman, memperjelas kapan periode bisa berpindah dari satu tempat ke tempat lain yang sudah ada," kata Blinken.

Dia mengatakan bahwa AS reguler menggelar pembicaraan dengan Israel, termasuk percakapan Presiden Joe Biden pada Kamis dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengenai perlindungan warga sipil.

"Israel berkewajiban menempuh segala kemungkinan untuk mengutamakan perlindungan warga sipil dan memaksimalkan bantuan kemanusiaan," kata dia.

Pernyataan itu muncul ketika para pejabat Gaza mengungkapkan paling sedikit 17.177 tewas sejak Israel memulai perang di wilayah pesisir tersebut sebagai balasan atas serangan Hamas pada 7 Oktober.

Mayoritas korban tewas di Gaza atau sekitar 70 persen adalah perempuan dan anak-anak. Lebih dari 46 ribu lainnya terluka.

Diperkirakan 1,9 juta orang atau 85 persen penduduk Gaza, telah mengungsi. Banyak dari mereka kekurangan kebutuhan seperti makanan, air, tempat tinggal layak dan fasilitas sanitasi, serta perawatan medis.

Mengenai Gaza pascaperang, Blinken mengatakan AS sangat jelas mengenai pentingnya warga Palestina memiliki tanggung jawab dan kendali atas Gaza, dan pada akhirnya ikut serta dalam kendali Tepi Barat.

"Dan cara terbaik untuk melakukannya adalah melalui dua negara," kata dia. "Kini, akan ada pertanyaan-pertanyaan yang sangat menantang mengenai keamanan, tata kelola, dan rekonstruksi yang harus kita hadapi."

Dia mengatakan hal tersebut akan dibahas dengan negara-negara, termasuk anggota Liga Arab dan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), yang para menteri luar negerinya akan berangkat ke Washington pada Jumat untuk bertemu dengan menteri luar negeri AS.

Menteri luar negeri Indonesia, Palestina, Arab Saudi, Mesir, Yordania, Qatar, Nigeria dan Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan, yang ditugaskan OKI bulan lalu, akan mengunjungi Washington pada Jumat untuk menekan AS agar mendesak Israel melakukan gencatan senjata di Jalur Gaza.

Ditanya tentang kabar pembunuhan seorang jurnalis Reuters dalam serangan udara Israel pada 13 Oktober, Blinken berkata: "Sangat penting dan pantas menyelidiki hal ini secara menyeluruh."

"Pemahaman saya adalah bahwa Israel telah memulai penyelidikan semacam itu, dan penting untuk memastikan bahwa penyelidikan tersebut mencapai kesimpulan, dan untuk melihat hasil dari penyelidikan tersebut,” tambah Blinken.

Cameron mengatakan Inggris mendukung AS dalam membela Israel dan haknya membela diri, tapi menekankan pentingnya mematuhi hukum kemanusiaan internasional dan berusaha meminimalkan korban sipil.

“Menyangkut masa depan, kita harus mulai dari tak hanya memberikan bantuan yang diperlukan bagi rakyat Gaza yang mungkin menggunakan jalur laut serta jalur darat jika diperlukan, tetapi juga memikirkan masa depan setelah operasi militer ini selesai," kata Cameron.

“Dan dalam pertemuan kami itu dibahas bagaimana kita membangun dan merevitalisasi Otoritas Palestina, tentang bagaimana kita menyusun rencana setelah operasi ini selesai, dan bagaimana kita memetakan masa depan demi yang aman bagi Israel dan rakyat Palestina," pungkas Cameron.

Baca juga: Jumlah korban tewas akibat serangan Israel di Gaza sudah 17.200 orang

Baca juga: 800 ribu warga Palestina di Gaza utara saat ini tanpa akses layanan kesehatan


Sumber: Anadolu