Jakarta (ANTARA) - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menyoroti peluang komoditas ekspor baru, yakni listrik, ke berbagai negara anggota ASEAN melalui realisasi Jaringan Listrik Supergrid Nusantara.
Supergrid merupakan pembangunan kabel listrik bawah laut untuk menyambungkan lima area utama kelistrikan di Indonesia.
"Iini akan menjadi komoditas ekspor terbaru yang tentunya green energy,” ujar Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Yudo Dwinanda Priaadi di Jakarta, Jumat.
Pernyataan tersebut ia sampaikan ketika memberi sambutan dalam Tripatra Sustainable Engineering Summit yang bertajuk, “Ushering the New Era: Dare to Change Tomorrow!”, sebagai perayaan ke-50 tahun Triparta.
Yudo mengatakan bahwa supergrid memungkinkan Indonesia untuk mengomersialisasi sumber energi terbarukan lokal untuk memenuhi permintaan energi listrik yang tinggi.
"Kita dikaruniai oleh Tuhan, punya sumber yang besar,” ujar Yudo.
Yudo meyakini Supergrid merupakan faktor kunci untuk mencapai Zero Emission di sektor pembangkitan tenaga listrik, khususnya untuk mengatasi masalah intermitensi atau ketidakpastian dan ketidakselarasan supply dan demand listrik antarwilayah.
Oleh karena itu, kata Yudo, untuk mengoptimalkan kondisi Indonesia yang merupakan negara kepulauan, di mana sumber daya energi baru terbarukan tersebar luas di seluruh negeri, maka diperlukan modernisasi jaringan grid yang smart dan terintegrasi secara nasional.
"Kalau tidak kembangkan Supergrid, kita akan tetap bertahan pada island by island independence system,” kata Yudo.
Ia menambahkan, Supergrid dibutuhkan untuk membangun infrastruktur transmisi dalam negeri yang tangguh dan andal.
Lebih lanjut, Yudo memaparkan bahwa saat ini, Dewan Energi Nasional sedang menyiapkan rencana peraturan pemerintah untuk new national energy policy atau kebijakan baru energi nasional.
Selain itu, pemerintah bersama parlemen sedang memfinalkan Rancangan Undang-Undang Energi Baru dan Energi Terbarukan, telah memulai diskusi teknis tentang rencana revisi Undang-Undang Minyak dan Gas (Migas), hingga rancangan Undang-Undang Ketenagalistrikan.
"Harapannya, kita punya fundamental laws yang bisa mengantarkan kita sampai 2060. Transisi energi ini suatu transformasi besar di negara kita sampai 2060," kata Yudo.
Baca juga: Bahaya! Jangan pasang bendera dan lampu hias dekat jaringan listrik
Berita Lainnya
Mensos-Menko Pemberdayaan Masyarakat percepat nol kemiskinan ekstrem di Indonesia
18 December 2024 17:19 WIB
Kemenag berhasil raih anugerah keterbukaan informasi publik
18 December 2024 17:00 WIB
Dokter menekankan pentingnya untuk mewaspadai sakit kepala hebat
18 December 2024 16:37 WIB
Indonesia Masters 2025 jadi panggung turnamen terakhir The Daddies
18 December 2024 16:28 WIB
Menko Pangan: Eselon I Kemenko Pangan harus fokus pada percepatan swasembada pangan
18 December 2024 16:13 WIB
ASEAN, GCC berupaya perkuat hubungan kerja sama kedua kawasan
18 December 2024 15:57 WIB
Pramono Anung terbuka bagi parpol KIM Plus gabung tim transisi pemerintahan
18 December 2024 15:51 WIB
Pertamina berencana akan olah minyak goreng bekas jadi bahan bakar pesawat
18 December 2024 15:12 WIB