Shijiazhuang, China (ANTARA) - Di bengkel kerja milik sebuah perusahaan furnitur di Kota Handan, Provinsi Hebei, China utara, gulungan lembaran baja dingin dengan ketebalan hanya 0,6 mm sedang diproses menjadi beragam produk seperti rak buku cerdas melalui beberapa proses seperti pemotongan, pencetakan, pengelasan listrik, dan penyemprotan.
"Proses yang rumit ini diselesaikan di bawah kontrol peralatan digital, seperti mesin pembengkok otomatis, yang sangat meningkatkan efisiensi produksi dan kualitas furnitur, serta meningkatkan daya saing pasar produk kami," ujar Zhang Baixiang, manajer umum di perusahaan furnitur Steelite, lapor Xinhua pada Rabu.
"Setelah produksi digital, nilai lembaran baja dingin setidaknya meningkat dua kali lipat," ujar Zhang, seraya menambahkan bahwa perusahaannya setiap tahun memproduksi lebih dari 1 juta set berbagai jenis furnitur baja, yang telah dijual ke lebih dari 50 negara dan kawasan peserta pembangunan bersama Inisiatif Sabuk dan Jalur Sutra.
Selain memungkinkan peningkatan produk, teknologi digital juga secara efektif mengatasi masalah manajemen yang dihadapi oleh perusahaan setelah mereka berekspansi ke pasar luar negeri.
Di ruang komando Chenguang Biotech Group Co., Ltd. di Handan, data secara waktu nyata (real-time) di layar komputer mencatat informasi produksi dan pemasaran kantor pusat perusahaan itu dan lebih dari 20 anak perusahaan yang tersebar di negara-negara peserta pembangunan bersama Sabuk dan Jalur Sutra.
"Sebelumnya, ketika produk anak perusahaan tidak diterima di pasar, kantor pusat tidak dapat mengetahui alasannya secara tepat waktu, yang akan menyebabkan timbulnya kesulitan dalam pengambilan keputusan pemasaran berikutnya," kata Lu Qingguo, yang menjabat chairman sekaligus manajer umum perusahaan tersebut.
Teknologi digital telah mengubah situasi ini. Kini, dengan bantuan teknologi mahadata (big data), perusahaan itu memiliki akses ke segala jenis data milik anak perusahaan, bahkan hingga ke India, misalnya mengenai jumlah input bahan baku atau kandungan pigmen dalam produknya.
"Teknologi digital telah mendorong transformasi dan peningkatan industri konvensional, melahirkan perdagangan elektronik (e-commerce) lintas perbatasan, keuangan internasional, pemasaran digital, dan bentuk-bentuk bisnis lainnya, serta mendorong titik pertumbuhan ekonomi baru," ujar Zhong Zeyu, Wakil Presiden sekaligus Sekretaris Jenderal Asosiasi Perdagangan Jasa China.
Selain itu, tingkat layanan perdagangan luar negeri digital China juga meningkat. Dengan membangun platform perdagangan digital baru dan mengoptimalkan proses layanan perdagangan luar negeri, teknologi digital negara itu menambah momentum baru bagi perkembangan ekonomi negara-negara dan kawasan peserta pembangunan bersama Sabuk dan Jalur Sutra.
Berbasis di Kota Langfang, Provinsi Hebei, perusahaan manajemen rantai pasokan Jiajia telah secara mandiri mengembangkan sebuah platform layanan perdagangan luar negeri yang komprehensif.
Dengan berinovasi pada model baru perdagangan luar negeri digital internet, perusahaan itu menyediakan layanan proses yang lengkap bagi perusahaan perdagangan luar negeri kecil dan menengah, seperti pemeriksaan komoditas dan bea cukai, serta pembayaran valuta asing.
"Dari Januari hingga Agustus, volume ekspor perusahaan kami mencapai 180 juta dolar AS (1 dolar AS = Rp15.692). Ekspor ke negara-negara dan kawasan peserta pembangunan bersama Sabuk dan Jalur Sutra menyumbang lebih dari 20 persen dari volume tersebut," kata Zhang Wen, manajer umum perusahaan itu.
Lebih lanjut Zhang menambahkan bahwa perusahaan itu telah membangun pergudangan luar negeri di beberapa negara dan kawasan peserta pembangunan bersama Sabuk dan Jalur Sutra, dengan total luas gudang mencapai 90.000 meter persegi.
Baca juga: Universitas Riau- UMPSA jajaki kerja sama bidang teknologi dan budaya