Pekanbaru (ANTARA) - Warga Poco Leok menyambut hangat kehadiran PT PLN (Persero) dalam upacara adat Penti yang digelar di Gendang Lale, Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT). Diwakili oleh Unit Induk Pembangunan Nusa Tenggara (UIP Nusra), PLN hadir sebagai pemilik lahan di Lingko Nio sekaligus bagian dari keluarga besar Gendang Lale, Minggu (9/10).
Kehadiran belasan rombongan PLN ini sebagai ungkapan hormat dan mempererat hubungan dengan masyarakat di kawasan Poco Leok yang menjadi lokasi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Ulumbu. Dalam ritual Penti, ratusan warga memenuhi setiap sudut Mbaru Gendang dengan antusias.
Tua Adat Gendang Lale, Adolfus Yonas, mengaku senang dengan kehadiran rombongan PLN selaku Ase Kae dan bagian dari keluarga Gendang Lale. Warga juga secara khusus menyambut mereka dengan upacara Tuak Curu dan Manuk Kapu. Kehangatan dalam acara ini merupakan wujud dukungan warga terhadap rencana pengembangan PLTP Ulumbu unit 5-6 di Poco Leok.
"Sudah 12 tahun PLTP Ulumbu beroperasi, kami di sini tidak merasakan dampak buruknya. Yang kami rasakan selama 12 tahun ini malah manfaat baiknya," ucap Adolfus Yonas saat upacara tersebut.
Penti bagi kehidupan orang Manggarai merupakan salah satu upacara adat yang hingga kini masih dilestarikan. Ritual adat ini memiliki makna yang luhur sebagai ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dan leluhur atas hasil panen, juga sebagai medium perdamaian antar warga kampung.
General Manager (GM) PLN Unit Induk Pembangunan Nusa Tenggara, Abdul Nahwan mengatakan, kehadiran PLN dalam upacara tersebut merupakan bentuk tanggung jawab dan kepedulian PLN terhadap pelestarian budaya di Manggarai. PLN terus berupaya terlibat dan melibatkan masyarakat guna mempererat hubungan perseroan dengan seluruh pemangku kepentingan dalam setiap pembangunan infrastruktur proyeknya.
"Kami menyambut dengan penuh hormat atas undangan adat Penti serta pengukuhan kami sebagai Ase Kae Gendang Lale. Semoga melalui tradisi ini dapat mempererat hubungan kekeluargaan PLN dengan warga Manggarai," ujar Nahwan.
Nahwan menjelaskan, pengembangan PLTP Ulumbu merupakan bagian dari upaya transisi energi yang dilakukan pemerintah melalui penyediaan listrik bersih yang memanfaatkan sumber energi baru terbarukan (EBT). Langkah ini sekaligus untuk mengurangi emisi karbon dan mencapai net zero emissions di tahun 2060.
"Langkah perluasan kapasitas PLTP Ulumbu 2x20 MW ini sangat strategis dan penting. Pemanfaatan energi bersih dan murah dari geothermal di Poco Leok dapat mengurangi beban subsidi energi pemerintah dan listrik bersihnya dapat dinikmati masyarakat setempat," pungkas Nahwan.
Baca juga: PLN produksi green hydrogen 100 persen dari EBT kapasitas 51 ton per tahun
Baca juga: Peresmian GHP, Kementerian ESDM : PLN miliki cara paling cepat hasilkan Green Hydrogen
Berita Lainnya
Saat Natal dan Tahun Baru, kelurahan-kecamatan di Jaksel diingatkan untuk gandeng aparat
19 December 2024 12:39 WIB
Presiden Prabowo bertemu PM Pakistan bahas kerja sama ekonomi dan perdagangan
19 December 2024 12:05 WIB
Warga Gaza dambakan perdamaian dan kehidupan normal
19 December 2024 12:00 WIB
Film "Perang Kota" akan jadi penutup festival film Rotterdam, Belanda ke-54
19 December 2024 11:38 WIB
Bandara Radin Inten perkirakan capai 95 ribu penumpang di libur akhir tahun
19 December 2024 11:29 WIB
Baznas dan Kemenag resmi luncurkan peta jalan zakat 2045
19 December 2024 11:20 WIB
IHSG Bursa Efek Indonesia melemah di tengah The Fed pangkas suku bunga acuan
19 December 2024 11:12 WIB
Nilai tukar rupiah melemah tajam karena The Fed beri pernyataan sangat "hawkish"
19 December 2024 10:35 WIB