Jakarta (ANTARA) - Analis Pasar Mata Uang Lukman Leong menyatakan pelemahan rupiah dipengaruhi penguatan dolar Amerika Serikat (AS) oleh ekspektasi menjelang rilis data penjualan ritel AS yang diperkirakan tumbuh 0,4 persen.
Selain itu, data-data dari ekonomi China yang baru dirilis jauh lebih lemah dari perkiraan.
“Data dari China adalah produksi industri naik 3,7 persen dengan perkiraan 4,4 persen dan penjualan ritel naik 2,5 persen dengan perkiraan 4,5 persen,” ujar dia ketika dihubungi Antara, Jakarta, Selasa.
Lebih lanjut, investor juga disebut menantikan data perdagangan Indonesia pada siang hari ini yang diperkirakan kembali menunjukkan penurunan pada ekspor dan impor.
Apabila data perdagangan Indonesia lebih baik dari perkiraan, ucapnya, mungkin bisa menahan pelemahan rupiah. Namun, untuk saat ini rupiah diprediksi masih akan lemah.
“(Di samping itu), rupiah akan didukung oleh intervensi aktif dari Bank Indonesia,” ungkap Lukman.
Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa pagi melemah 0,27 persen atau 42 poin menjadi Rp15.356 per dolar AS dari sebelumnya Rp15.314 per dolar AS.
Dolar AS menguat terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), karena imbal hasil obligasi pemerintah AS yang lebih tinggi mendorong mata uang Amerika dan investor mencari tempat yang aman di tengah kekhawatiran tentang ekonomi China.
Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, meningkat 0,34 persen menjadi 103,1898 pada akhir perdagangan, mencapai level tertinggi dalam lebih dari sebulan.
Para analis mengatakan investor membeli dolar sebagai tempat berlindung dari kekhawatiran tentang kesehatan ekonomi global khususnya China. Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun yang jadi acuan mendekati 4,20 persen pada Senin (14/8/2023), level yang tidak terlihat sejak November 2022, sehingga meningkatkan dolar.
"Banyak pedagang fokus lagi ke China," kata Edward Moya, Analis Pasar Senior di OANDA seperti dikutip oleh Reuters.
Baca juga: Analis: Nilai tukar rupiah melemah karena data inflasi AS naik jadi 3,2 persen
Baca juga: Nilai tukar rupiah menguat dipengaruhi optimisme pelaku pasar atas bunga Fed
Berita Lainnya
Erick Thohir ajak masyarakat doakan Garuda Muda lolos ke Olimpiade Paris
02 May 2024 17:02 WIB
Warga Malaysia ini masuk Indonesia secara ilegal, ini yang dilakukan Kemenkumham Riau
02 May 2024 16:58 WIB
BMKG sebut gelombang panas Asia tidak terdampak di Indonesia
02 May 2024 16:45 WIB
Mendag Zulkifli Hasan minta importir percepat suplai untuk tekan harga gula
02 May 2024 16:40 WIB
BPS catat inflasi pada Lebaran 2024 lebih rendah dari tahun-tahun lalu
02 May 2024 16:30 WIB
Program Kartu Prakerja raih penghargaan Wenhui Awards dari UNESCO
02 May 2024 16:15 WIB
Puan Maharani ajak dukung kemajuan ekosistem pendidikan pada Hardiknas 2024
02 May 2024 15:54 WIB
ADB dorong pemerintah di Asia dan Pasifik dukung kesejahteraan penduduk lanjut usia
02 May 2024 15:32 WIB