Jakarta (ANTARA) - Direktorat Jenderal Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) membangun rumah susun (rusun) untuk santri di kawasan perbatasan, tepatnya di Pondok Pesantren (Ponpes) As’adiyah, Sebatik, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara.
“Rusun tiga lantai yang dibangun untuk mendukung pembinaan dan memberikan hunian yang layak bagi santri yang ada di perbatasan Republik Indonesia,” kata Direktur Jenderal Perumahan Kementerian PUPR Iwan Suprijanto di Nunukan, Kamis.
Peresmian rusun ini juga bertepatan agenda kunjungan Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin ke Sebatik, Kabupaten Nunukan untuk meresmikan pembangunan Ponpes As’adiyah di daerah tersebut.
Iwan Suprijanto menyampaikan rusun santri yang bakal dibangun dilengkapi dengan fasilitas tempat tidur, lemari pakaian, serta fasilitas pendukung lainnya. Sehingga dapat menjadi tempat tinggal yang nyaman bagi para santri.
Detail rencana rusun yang dibangun untuk para santri memiliki luas lahan 1.125 meter persegi dengan dimensi bangunan 33 x 8.20 meter, tipe barak, 3 lantai, 6 barak 32 unit kapasitas hunian 128 orang.
Fasilitas mebel berupa 64 unit tempat tidur susun dan 64 unit lemari dua pintu.
"Harapannya rusun ini bisa membantu agar santri-santri di wilayah perbatasan kita juga memiliki fasilitas yang layak untuk menempuh pendidikan,” kata Iwan Suprijanto.
Adapun Kepala Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan BP2P Kalimantan II Direktorat Jenderal Perumahan Kementerian PUPR, Hujurat mengatakan pembuatan kontrak kerja rusun tersebut pada September 2023 dengan estimasi pelaksanaan pekerjaan mulai Oktober 2023 hingga Mei 2024. Dan estimasi biaya fisik dan manajemen konstruksi senilai Rp9,68 Miliar.
"Kami berharap rencana pembangunan Rusun Ponpes As’adiyah Sebatik berjalan sesuai estimasi dan bisa secepatnya dimanfaatkan oleh santri,” harapnya.
Pimpinan Pondok Pesantren As’adiyah Sebatik, K.M Jefri Sakka mengatakan jumlah santri saat ini sebanyak 1.286 orang. Terdiri atas 646 santri putra dan 640 santri putri.
“Dengan pembangunan Rusun Ponpes As’adiyah Sebatik ini, santri-santri kami yang masih terpisah di rumah kontrakan warga sudah memiliki asrama yang layak di lokasi pondok sehingga kegiatan pembinaan santri bisa lebih maksimal,” tutur K.M Jefri Sakka.
Baca juga: Kementerian PUPR bangun rusun mahasiswa UMS senilai Rp16,17 miliar, wuih kereen
Baca juga: Dirjen Perumahan harap rusun yang sudah selesai harus segera dihuni