Jakarta (ANTARA) - Provinsi Lampung yang dikenal dengan semboyan Sai Bumi Ruwa Jurai yang bermakna semangat persatuan dan saling menghormati antarmasyarakat suku Lampung ini memiliki beragam objek wisata hingga budaya yang menarik kunjungan wisatawan baik Nusantara maupun mancanegara.
Di tengah beragam objek wisata tersebut, terdapat pasar tradisional yang selalu siap untuk memenuhi kebutuhan konsumsi wisatawan serta masyarakat.
Akan tetapi beberapa pasar tradisional perlu dipoles agar memiliki wajah yang mempesona seperti halnya destinasi wisata yang menarik hati para pelancong.
Gambaran nyata interaksi antara pasar tradisional dan destinasi wisata terlihat di Kabupaten Lampung Selatan yang memiliki lebih dari 20 objek wisata dan dikunjungi 490 ribu orang wisatawan pada 2022.
Dalam upaya mengoptimalkan potensi wisata, pemerintah daerah ataupun pusat menggalakkan pembangunan kawasan wisata terintegrasi di dekat area Pelabuhan Bakauheni, Lampung Selatan, dalam dua tahun terakhir.
Kemudian, kawasan tersebut dibumikan dengan sebutan Bakauheni Harbour City (BHC) yang di dalamnya berbaris beragam objek wisata, seperti Menara Siger, Masjid Raya, taman bermain, hingga pusat UMKM.
Objek-objek wisata itu dihadirkan untuk memanjakan wisatawan yang ingin menikmati suasana keindahan alam di seputar pelabuhan dan perbukitan di daerah sana.
Kawasan wisata tersebut mampu menarik minat wisatawan domestik hingga mancanegara, khususnya pada hari libur nasional seperti Idul Fitri, Idul Adha, hingga libur sekolah.
Objek wisata di Bakauheni itu pun mampu menarik pengunjung hingga 3 ribu orang pada hari pertama dibuka. Kemudian mencapai hampir 5 ribu orang pada libur nasional.
Salah satu pendukung banyaknya wisatawan di Bakauheni, adalah letaknya yang terintegrasi juga dengan akses transportasi penyeberangan Merak - Bakauheni sebagai penghubung Pulau Sumatera dan Jawa.
Pengembangan objek wisata ini mulanya diinisiasi oleh Menteri BUMN Erick Thohir, dan kemudian ditindaklanjuti pembangunannya oleh sejumlah perusahaan berpelat merah untuk menjadikan kawasan itu sebagai proyek strategis nasional (PSN).
Bila menengok lebih dekat kawasan wisata kebanggaan Lampung itu, tepatnya sebelum melangkah memasuki pintu gerbang menuju Menara Siger, tepat di sisi kanan terdapat pasar rakyat yang memang sudah lama ada dan ramai dikunjungi masyarakat setempat.
Pada pagi menjelang siang hari, aktivitas jual beli di Pasar Siger, sebutan pasar rakyat tersebut terlihat sangat sibuk hingga terkesan semrawut, bahkan akibat ramainya aktivitas jual beli, banyak pedagang yang menggelar lapak dagangan di sebagian badan jalan raya yang merupakan satu-satunya akses kendaraan menuju berbagai objek wisata.
Beberapa pembeli bahkan nekat berbelanja dari atas kendaraannya dengan berhenti sejenak di jalan tersebut. Aktivitas tawar-menawar itu pun terkadang menghadirkan kemacetan di ruas jalan tersebut. Karena kondisi itu, pasar itu terlihat kumuh.
Melihat hal itu menjadikan tantangan bagi pemerintah daerah untuk melakukan penataan kembali dalam memberikan kenyamanan kepada wisatawan yang datang.
Persoalan itu pun sempat menggelitik Menteri Perdagangan Republik Indonesia Zulkifli Hasan dalam kunjungan kerjanya beberapa waktu lalu tepatnya pada Rabu (19/7) di Lampung Selatan yang juga merupakan kampung halamannya.
"Pasar yang memiliki konsep penataan baik, dapat menjadi penyokong keberhasilan Bakauheni, Lampung Selatan, sebagai kawasan wisata. Konsep pasar tematik bisa menjadi solusi penataan pasar di Desa Bakauheni, Kecamatan Bakauheni, Kabupaten Lampung Selatan, yang lokasinya dihimpit oleh banyak objek wisata," ujar Zulkifli Hasan saat berbincang dengan aparatur desa setempat di sela kunjungannya.
Ia menilai mengubah konsep pasar rakyat di Pasar Siger, Bakauheni, menjadi pasar tematik menjadi jawaban atas semrawutnya aktivitas jual beli di pasar itu. Pasar tematik sendiri dikenal sebagai sebutan bagi pasar tradisional yang memiliki keunikan dan ciri khas untuk bisa dijadikan sebuah ikon di suatu wilayah.
Pasar tematik tersebut mampu menyokong keberadaan kawasan wisata di Bakauheni, sehingga lebih menarik kunjungan wisatawan, dan mengubah wajah pasar tradisional menjadi lebih ayu dan mempesona sebagai objek kunjungan wisatawan pula.
Pasar Siger dapat diubah konsepnya menjadi pasar tematik, melihat lokasinya yang searah dengan kawasan wisata Bakauheni Harbour City. Nantinya, Pasar Siger bisa menjadi pasar tradisional bernuansa pasar wisata yang juga bisa dikunjungi wisatawan. Apalagi, jika masyarakat lokal yang berdagang di sana mampu menghadirkan pernak-pernik bernuansa lokal serta memang diminati oleh wisatawan. Dengan demikian, Pasar Siger mampu menjadi penopang kawasan objek wisata di Bakauheni.
Selain mengubah konsep, perlu juga dilaksanakan relokasi pasar untuk Pasar Siger, sebab, kondisi pasar itu dinilai tidak lagi ideal sebagai tempat jual beli. Mulai dari tidak ada tempat parkir khusus untuk kendaraan, hingga banyak pedagang yang berdagang di badan jalan.
Peran Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan diperlukan untuk penataan itu. Pemkab Lampung Selatan perlu membangun ulang pasar tersebut. Lokasinya ada di lahan kosong tidak jauh dari lokasi kawasan wisata Bakauheni.
Jika langkah tersebut tidak disegerakan, kondisi Pasar Siger justru bisa merusak citra kawasan wisata di Bakauheni itu sendiri, karena akses menuju dan meninggalkan kawasan wisata itu terdapat pasar rakyat yang penataannya mengganggu arus lalu-lintas.
Lurah Bakauheni Sukirno menyebutkan Pasar Siger Bakauheni hanya memiliki 150 kios saja dalam luas sekitar satu hektare. Luas lahan itu tidak mampu menampung seluruh pedagang yang jumlahnya diperkirakan mencapai 250 lebih.
Kondisi pasar yang seperti itu sudah terjadi sejak lama. Pihak kelurahan pun telah mengupayakan mengurangi kesemrawutan aktivitas jual beli di Pasar Siger Bakauheni dengan memindahkan beberapa pedagang ke pasar tradisional terdekat lainnya.
Namun, pedagang kembali ke Pasar Siger untuk berdagang. Karena itu memang perlu dilakukan pembenahan Pasar Siger Bakauheni, sebagaimana usul dari pemerintah pusat.
Upaya memoles kembali wajah pasar tradisional di kawasan wisata di Lampung Selatan itu pun mendapatkan tanggapan positif dari wisatawan asal Palembang Agustine.
Baginya pasar tradisional yang elok dipandang mata menjadi salah satu daya tarik tersendiri bagi wisatawan untuk membelanjakan uangnya serta merasa nyaman menghabiskan waktu menikmati indahnya pesona suatu daerah.
Penataan pasar yang sejalan dengan tempat wisata yang berdekatan tidak hanya perlu dilakukan Lampung Selatan, tapi juga di daerah lain sebab bisa menjadi daya dukung perekonomian masyarakat setempat untuk terus berkembang dan menjadikan Provinsi Lampung sebagai daerah wisata yang mampu bersaing secara nasional.