Jakarta (ANTARA) - Pakar bedah toraks kardiovaskular yang tergabung dalam Himpunan Bedah Toraks Kardiovaskular Indonesia dr Dicky Allgheri Wartono, Sp.BTKV (K), mengatakan jalan pagi selama 15 menit menjadi olahraga paling aman bagi seseorang usai menjalani operasi jantung.
Menurut dia, dalam diskusi daring, Kamis, berolahraga merupakan kegiatan wajib usai seseorang menjalani operasi jantung dan prinsipnya dilakukan secara teratur serta disesuaikan dengan kemampuan tubuh.
"Seminggu istirahat satu atau dua kali. Tiap hari diusahakan harus olahraga," kata Dicky yang menempuh program pendidikan Dokter Spesialis Bedah Toraks dan Kardiovaskular di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu.
Di sisi lain, seseorang yang baru menjalani operasi jantung perlu didampingi selama dua pekan sehingga saat memilih olahraga juga sebaiknya mempertimbangkan kesanggupan pendamping.
"Karena yang menemani pasti bisa mengikuti karena orang sehat pasti bisa jalan. Beberapa pasien atlet maraton lari 10 km kena serangan jantung lalu operasi, dia ingin lari kuat 1 km tetapi yang mengikutinya belum tentu," ujar Dicky.
Selain beraktivitas fisik rutin, dia juga menyarankan orang-orang tidak merokok karena merupakan faktor risiko masalah jantung, mengonsumsi makanan yang sehat demi pemulihan termasuk memilih hidangan yang tidak menimbulkan penumpukan kolesterol jahat dan gula.
Khusus seseorang yang memiliki penyakit metabolik seperti diabetes dan hipertensi, perlu menangani penyakitnya itu dengan baik. Seseorang dengan diabetes misalnya, kadar gula darah sewaktu harus di bawah 150 mg/dL usai operasi.
"Tetapi untuk yang tidak diabetes gula darahnya harus di bawah 110 atau bahkan di bawah 100 mg/dL," kata dia.
Sementara untuk pasien tekanan darah tinggi, tekanan darah sistoliknya harus di bawah 130 mmHg atau bahkan di bawah 120 mmHg.
Saat ini, di antara berbagai teknologi medis terkini untuk memberi pertolongan pertama pada kasus penyakit jantung salah satunya melalui Minimally Invasive Cardiac Surgery (MICS) atau bedah invasif minimal.
Teknologi ini memungkinkan sayatan kurang dari 5 cm di bawah dada sehingga tindakan bedah untuk katup jantung tidak lagi dilakukan dengan cara membelah tulang dada (sternotomi) yang kadang membutuhkan waktu lama untuk penyembuhannya.
Menurut Dicky, MISC terbukti aman sehingga tidak menimbulkan komplikasi yang tidak diperlukan, sangat tolerable, memungkinkan pasien segera kembali beraktivitas dan pulih, serta tidak ada masalah luka.
Baca juga: Waspadai enam penyebab risiko penyakit serangan jantung di usia muda
Baca juga: Dokter: Kelola aktivitas harian bisa bantu turunkan risiko penyakit jantung
Berita Lainnya
Rasa autentik rempah khas Indonesia di Vientiane, Laos
15 November 2024 16:15 WIB
Presiden Prabowo sampaikan tekad Indonesia lakukan hilirisasi sumber daya
15 November 2024 15:25 WIB
Reses DPD RI ke Riau, harapkan BRK Syariah terus berkontribusi bagi masyarakat
15 November 2024 14:58 WIB
Erupsi Gunung Lewotobi, 29.323 penumpang di Soetta batal terbang
15 November 2024 14:42 WIB
PPN 12 persen, ekonom minta pemerintah agar buat kebijakan pro daya beli
15 November 2024 14:16 WIB
Dekranasda Riau gelar lomba motif tenun dan batik khas Riau, ini pesan Zuliana Rahman Hadi
15 November 2024 14:10 WIB
Menperin Agus Gumiwang tekankan konsistensi penindakan penyelundupan impor ilegal
15 November 2024 14:04 WIB
Menteri PPMI Abdul Kadir Karding temui Menhub untuk lindungi pekerja migran Indonesia
15 November 2024 13:37 WIB