Jakarta (ANTARA) - Citibank N.A. Indonesia (Citi Indonesia) membukukan laba bersih sebesar Rp569 miliar pada kuartal I-2023, naik 52 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dari Rp375 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
"Kami melihat perekonomian Indonesia tetap tangguh tahun ini, terlihat dari pertumbuhan ekonomi sebesar 5,03 persen. Hal itu juga tercermin pada kinerja Citi Indonesia,” kata CEO Citi Indonesia Batara Sianturi di Jakarta, Senin.
Menurut Batara, peningkatan laba bersih Citi Indonesia ditopang oleh pendapatan bunga bersih di lini bisnis Institutional Banking, yang mencatat pertumbuhan kredit Intitutional Group sebesar 2,5 persen yoy.
Total aset Citi Indonesia juga meningkat sebesar 14,4 persen yoy menjadi Rp101 triliun dari sebelumnya Rp88,9 triliun pada kuartal I-2022. Kontributor utama pertumbuhan aset Citi Indonesia adalah kenaikan dana pihak ketiga sebesar 14 persen menjadi Rp76,5 triliun.
Citi Indonesia mencatat Rasio Kecukupan Likuiditas atau Liquidity Coverage Ratio (LCR) stabil di level 342 persen, sedikit turun dari capaian tahun lalu di level 343 persen.
Kemudian, Rasio Pendanaan Stabil Bersih atau Net Stable Funding Ratio (NSFR) tetap kuat di level 154 persen, berada di atas ketentuan minimum yang ditetapkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebesar 100 persen.
Dari sisi modal, Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) tercatat sebesar 30 persen.
Sementara dari sisi kredit, rasio kredit bermasalah atau Non-Performing Loan (NPL) gross turun dari 3 persen pada kuartal I tahun lalu menjadi 2,8 persen pada periode yang sama tahun ini. Sama halnya dengan rasio net NPL yang turun menjadi 0,07 persen dari 0,26 persen pada periode tahun lalu.
"Komitmen kami untuk menjalankan manajemen keuangan yang strategis, efisiensi operasional, dan solusi yang berfokus pada nasabah telah membantu kami untuk terus memberikan kinerja yang baik,” ujar Batara.
Baca juga: Citibank berhasil bukukan laba bersih sebesar Rp1,4 triliun tahun 2022