New York City (ANTARA) - Surat kabar The New York Times (NYT) pada Selasa (9/5) menyebutkan bahwa skenario terburuk akan terjadi jika Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengabaikan plafon utang.
Laporan NYT menjelaskan perdebatan tentang apakah Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dapat menghindar dari plafon utang sehingga negara itu dapat terus membayar utangnya menjadi semakin sengit, dan konsekuensinya akan berdampak terhadap perekonomian, pasar, tabungan pensiun, dan bahkan sistem konstitusional negara itu.
"Terdapat berita menggembirakan bagi presiden dan mereka yang sependapat dengan menteri keuangan pertama kita Alexander Hamilton, bahwa kita harus membayar utang yang timbul secara legal," kata laporan NYT
Laporan itu menyebutkan bahwa akan jauh lebih menguntungkan jika AS melakukannya, bahkan jika itu berarti kekacauan jangka pendek seandainya Biden membiarkan tenggat waktu pada 1 Juni terlewat begitu saja.
Pertama, pertimbangkan konsekuensinya jika AS berhenti membayar utangnya dan gagal bayar (default) pada 1 Juni.
Hal itu akan membatalkan apa yang berusaha dicapai Hamilton dan para penerusnya, yaitu peringkat kredit nasional yang tidak dapat diragukan.
"Kita akan melihat guncangan besar, atau hal lain yang lebih buruk, dalam dunia perbankan dan pasar finansial AS serta pasar modal dunia," menurut laporan itu.
NYT menyebutkan bahwa AS juga mungkin akan melihat penurunan yang cepat dalam nilai dolar sebagai aset cadangan global di seluruh dunia. Nilai mata uang AS dalam kaitannya dengan nilai mata uang negara lain terutama berakar pada permintaan global untuk aset finansial berdenominasi dolar.
"Karena kita telah melepaskan keunggulan kita sebagai pengekspor barang kepada China," lanjut laporan itu.
Laporan tersebut menjelaskan prospek gagal bayar AS yang serius akan dengan cepat meningkatkan biaya pembayaran utang, menjadikan defisit AS lebih besar dari apa yang tercatat saat ini.
Hal itu merupakan sebuah konsekuensi yang sangat bertentangan dengan kekhawatiran yang diungkapkan Partai Republik tentang mengaitkan kenaikan plafon utang dengan pemangkasan anggaran besar-besaran.
Baca juga: Joe Biden peringatkan serangan nuklir Korut akan jadi akhir rezim Pyongyang
Baca juga: Presiden AS Joe Biden kembali serukan larangan senapan serbu
Berita Lainnya
Kementerian ATR diminta Ombudsman tuntaskan tumpang tindih lahan sawit dengan kawasan hutan
18 November 2024 17:11 WIB
DPR harap Kemendikdasmen punya anggaran untuk bangun sekolah darurat
18 November 2024 16:56 WIB
Lantamal VIII sambut kedatangan kapal perang Filipina di Satrol, Sulut
18 November 2024 16:36 WIB
Peringatan Milad ke-112, Muhammadiyah hadirkan kemakmuran untuk semua
18 November 2024 16:26 WIB
Nilai tukar rupiah meningkat menjelang pengumuman kebijakan suku bunga BI
18 November 2024 16:13 WIB
Terawan nilai riset medis penting guna kembangkan terapi pengobatan efektif
18 November 2024 15:58 WIB
Bakamla pastikan tak ada kapal penjaga pantai China di Laut Natuna Utara
18 November 2024 15:50 WIB
Jawaban pasangan calon di debat Pilkada DKI 2024 kurang memuaskan
18 November 2024 15:23 WIB