Pakar: Partai Golkar harus bergerak cepat tentukan posisi dan cawapres
Jakarta (ANTARA) - Pakar politik dari Universitas Bengkulu Dr. Panji Suminar mengemukakan Partai Golkar harus bergerak cepat dalam menentukan posisi mereka di peta pemilu presiden serta penentuan calon wakil presiden yang menjadi representasi partai politik berlambang pohon beringin itu.
"PPP sudah menyatakan sikap mengusung Ganjar jadi capres dan sepertinya mereka akan menyodorkan Sandiaga Uno sebagai tandem Ganjar. Begitu juga PAN, dan mereka meng-endorse Erick Thohir, nampaknya mereka akan memasangkan Ganjar-Erick," kata Panji Suminar di Bengkulu, Jumat.
Sekarang, kata dia, Golkar tertinggal kalau tidak bergerak cepat karena posisi wapres tentu akan diperebutkan oleh dua parpol tersebut dan mereka sudah memiliki sosok yang akan diusung menjadi pendamping Ganjar.
"Jadi, Golkar mau kemana, kalau dia mau merapat ke Prabowo, tentu mesti berhadapan dengan Muhaimin Iskandar dengan PKB-nya. Kalau lambat merapat ke PDIP dan Ganjar, mereka akan didahului PPP atau PAN," tambah Panji.
Sementara posisi Golkar, menurut dia, sebenarnya cukup memiliki daya tarik dibandingkan PPP dan PAN, baik dari basis massa, ambang batas parlemen maupun kader potensial.
"Asalkan Golkar mau menurunkan targetnya dari kursi capres menjadi kursi cawapres dan tidak memaksakan sosok Airlangga untuk disodorkan sebagai calon wakil presiden yang akan diusung," katanya.
Panji menambahkan Golkar memiliki kader potensial menjadi pasangan Ganjar Pranowo, yakni Ridwan Kamil. Sementara Airlangga Hartarto cukup menjadi king maker saja seperti yang dilakukan oleh Megawati Soekarnoputri dan Surya Paloh.
"Kalau dari hitung-hitungan, Ridwan Kamil lebih memiliki potensi dan elektabilitas, serta sosok yang bisa disuguhkan ke milenial sebagai pemilik suara terbesar. Di bawahnya RK baru sosok Sandiaga Uno dan Erick Thohir," ujarnya.
Baca juga: Waketum Golkar: Pertemuan KIB belum putuskan secara resmi calon presiden
Baca juga: Airlangga buka suara terkait KIB usai Ganjar jadi capres PDIP
"PPP sudah menyatakan sikap mengusung Ganjar jadi capres dan sepertinya mereka akan menyodorkan Sandiaga Uno sebagai tandem Ganjar. Begitu juga PAN, dan mereka meng-endorse Erick Thohir, nampaknya mereka akan memasangkan Ganjar-Erick," kata Panji Suminar di Bengkulu, Jumat.
Sekarang, kata dia, Golkar tertinggal kalau tidak bergerak cepat karena posisi wapres tentu akan diperebutkan oleh dua parpol tersebut dan mereka sudah memiliki sosok yang akan diusung menjadi pendamping Ganjar.
"Jadi, Golkar mau kemana, kalau dia mau merapat ke Prabowo, tentu mesti berhadapan dengan Muhaimin Iskandar dengan PKB-nya. Kalau lambat merapat ke PDIP dan Ganjar, mereka akan didahului PPP atau PAN," tambah Panji.
Sementara posisi Golkar, menurut dia, sebenarnya cukup memiliki daya tarik dibandingkan PPP dan PAN, baik dari basis massa, ambang batas parlemen maupun kader potensial.
"Asalkan Golkar mau menurunkan targetnya dari kursi capres menjadi kursi cawapres dan tidak memaksakan sosok Airlangga untuk disodorkan sebagai calon wakil presiden yang akan diusung," katanya.
Panji menambahkan Golkar memiliki kader potensial menjadi pasangan Ganjar Pranowo, yakni Ridwan Kamil. Sementara Airlangga Hartarto cukup menjadi king maker saja seperti yang dilakukan oleh Megawati Soekarnoputri dan Surya Paloh.
"Kalau dari hitung-hitungan, Ridwan Kamil lebih memiliki potensi dan elektabilitas, serta sosok yang bisa disuguhkan ke milenial sebagai pemilik suara terbesar. Di bawahnya RK baru sosok Sandiaga Uno dan Erick Thohir," ujarnya.
Baca juga: Waketum Golkar: Pertemuan KIB belum putuskan secara resmi calon presiden
Baca juga: Airlangga buka suara terkait KIB usai Ganjar jadi capres PDIP