Selatpanjang (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Diskes) Kabupaten Kepulauan Meranti mengimbau agar pedagang tidak menjual makanan atau takjil untuk berbuka puasa yang mengandung bahan arau zat berbahaya.
"Bahan yang berbahaya atau dilarang seperti boraks, formalin, pewarna ataupun yang lainnya. Jadi makanan dan minuman yang dikonsumsi oleh masyarakat itu sehat dan terjamin mutu kualitasnya," kata Kepala Diskes Kepulauan Meranti, Muhammad Fahri, Kamis.
Ia juga berharap kepada masyarakat di Meranti agar lebih cerdas dalam memilih makanan dan jajanan untuk dikonsumsi, sehingga tidak menimbulkan masalah kesehatan.
"Kepada warga kita minta untuk lebih berhati-hati saat membeli takjil untuk juadah berbuka puasa, dan belilah sesuai dengan kebutuhan saja," ingatnya.
Dijelaskan Fahri, sebelumnya pihaknya bersama Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Pekanbaru telah melakukan pengawasan pangan Ramadhan dan menjelang Hari Raya Idul Fitri 1444 H di kabupaten termuda di Riau.
"Kita ikut mendampingi pihak BPOM saat melakukan pengecekan takjil dan bahan makanan yang ada di Kabupaten Kepulauan Meranti tepatnya pada Rabu kemarin," katanya.
Pengecekan difokuskan pada tempat-tempat yang penjual takjil di pasar atau bazar yang menjual juadah berbuka puasa. Hasilnya, mereka tidak menemukan pedagang yang membuat makanan dan minuman dengan menggunakan bahan berbahaya.
"Kemarin itu lebih fokus ke takjil. Dari informasi di lapangan yang kita dapat, untuk sementara takjil masih aman dan tidak ditemukan adanya bahan berbahaya," beber Kepala Diskes Kepulauan Meranti itu.
Baca juga: Waspada, cendol delima di Pekanbaru ada yang mengandung rhodamin B
Pedagang diimbau tak jual takjil mengandung bahan berbahaya
Salah seorang pedagang takjil kue dan minuman untuk berbuka puasa di pinggiran Jalan Ahmad Yani, Selatpanjang Kota, Kecamatan Tebingtinggi, Kabupaten Kepulauan Meranti. (ANTARA/Rahmat Santoso)
