Pekanbaru (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau mengajukan permohonan bantuan helikopter ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) RI dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) guna mencegah kebakaran hutan dan lahan (karhutla) 2023.
"Saat ini kita sedang menyiapkan surat permintaan dukungan bantuan helikopter sebanyak 10 unit, terdiri dari 4 unit helikopter patroli dan 6 unit helikopter water bombing, untuk mendukung operasi udara pencegahan dan penanganan Karhutla Riau 2023," kata Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau MEdy Afrizal di Pekanbaru, Kamis.
Menurutnya, tanpa bantuan helikopter pihaknya tidak akan bisa bergerak untuk mencegah karhutla, karena ketika muncul titik panassatgas udara langsung helikopter patroli ke titik tersebut guna memastikan apa hanya titik panas atau titik api. Setelah itu akan dianalisaapakah perlu dilakukan water bombing atau bisa dipadamkan oleh personel satgas darat.
Ia menjelaskan pengajuan bantuan helikopter itu tersebut setelah Provinsi Riau resmi menetapkan status siaga darurat karhutlaterhitung mulai 13 Februari sampai 30 November 2023, yang ditetapkanberdasarkan Surat Keputusan (SK) Gubernur Riau Nomor: Kpts.191/II/2023 tentang Penetapan Status Siaga Darurat Bencana Karhutladi Riau.
Selain itu Pemprov Riau memetakan 134 kecamatan yang rawan kebakaran untuk mengantisipasi terjadi karhutlaseiring musim kemarau, diantaranyaKabupaten Kampar (13 kecamatan), Kabupaten Inhil(19 kecamatan), Kabupaten Rohil(18 kecamatan), Kabupaten Kuansing(14 kecamatan), Kabupaten Inhu(12 kecamatan), Kabupaten Siak (12 kecamatan), dan Kabupaten Pelalawan (12 kecamatan).
Kemudian di Kota Pekanbaru (4 kecamatan),Kota Dumai (4 Kecamatan), Rokan Hulu (6 Kecamatan), Kepulauan Meranti (9 Kecamatan), dan Bengkalis (11 Kecamatan).
Berdasarkan data dari BPBD Riau sejak 1 Januari-11 Februari 2023 terdapat 15 koordinat titik panas yang tersebar di kabupaten/kota yakni di Inhil(5 titik), Siak (4 titik), Kampar (2 titik), Dumai (1 titik), Rohul(1 titik), Inhu(1 titik), dan Pelalawan (1 titik api).
Sebagai upaya antisipasi juga dibangun 525 unit sumur bor, sekat kanal sebanyak 9.672 unit, embung 1.546 unit, pompa pemadam api 817 unit, selang pemadam api 1.499 Roll. Namun demikian keberadaan peralatan tersebut juga perlu dicek kembali dan berkoordinasi dengan daerah jika ada kebutuhan yang kurang, katanya.