Jakarta (ANTARA) - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) meminta Kementerian BUMN, PT Pupuk Indonesia, dan PT Pupuk Iskandar Muda (PIM) berkomitmen penuh dalam mencari solusi terkait pasokan gas yang dibutuhkan untuk operasional pabrik pupuk di Aceh.
Presiden meyakini bahwa pasokan gas tersebut menjadi kunci utama dari upaya menghidupkan kembali dua pabrik pupuk di Aceh, yakni PT PIM dan PT Aceh ASEAN Fertilizer (AAF).
"Saya minta betul-betul komitmen Kementerian BUMN, komitmen Pupuk Indonesia, di manajemen PIM sendiri, betul-betul mencari solusi, mencari jalan keluar untuk urusan gas, karena kuncinya ada di situ," kata Presiden Jokowi saat meresmikan pabrik pupuk nitrogen, phospor, dan kalium (NPK) PT PIM di Aceh Utara, Aceh, Jumat.
Presiden menyampaikan bahwa PIM dan AFF berhenti beroperasi sejak 2005 karena permasalahan pasokan gas.
Kepala Negara menyayangkan pembiaran kedua pabrik yang disebutnya aset besar itu terbengkalai bertahun-tahun, sehingga ia memerintahkan Menteri BUMN Erick Thohir untuk menghidupkan kembali operasional kedua pabrik tersebut.
"Kalau harga gas sekarang masih mahal, ya karena memang semua harga energi sekarang ini mahal. Tapi suatu saat begitu harga turun, mestinya urusan gas ini bisa kita selesaikan dengan baik," ujar Jokowi.
Presiden meyakini bahwa apabila persoalan pasokan gas sudah bisa diatasi, operasional PIM bisa dioptimalkan dengan kapasitas produksi yang mencapai 570 ribu ton dikalikan dua, karena PIM memiliki dua fasilitas pabrik yakni PIM-1 dan PIM-2, menjadi 1,14 juta ton.
Sementara itu saat ini Presiden menyebut bahwa PIM baru bisa beroperasi dengan keluaran sebesar 500 ribu ton.
Dalam sambutan peresmian pabrik pupuk NPK PIM, Presiden juga berharap fasilitas tersebut dapat mengatasi masalah pupuk yang dikeluhkan petani.
Presiden menjelaskan rantai pasok pupuk global masih bermasalah terdampak perang Ukraina-Rusia, mengingat Ukraina merupakan salah satu negara produsen pupuk terbesar dunia. Sedangkan Indonesia baru bisa memenuhi 3,5 juta ton dari kebutuhan pupuk nasional yang mencapai 13,5 juta ton.
Baca juga: Subholding Gas Pertamina lakukan uji coba truk dengan bahan bakar LNG
Baca juga: SKK Migas dukung keberlanjutan layanan gas bumi PGN untuk kepentingan domestik