Purwokerto (ANTARA) - Perum Bulog Cabang Banyumas sejak 28 Januari 2023 hingga saat ini telah menggelontorkan 327 ton beras untuk kegiatan operasi pasar di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, sebagai upaya pengendalian kenaikan harga komoditas pangan tersebut.
Saat dihubungi di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Rabu siang, Pimpinan Bulog Cabang Banyumas Rasiwan mengaku optimistis kegiatan operasi pasar tersebut mampu menekan kenaikan harga beras.
"Secara psikologis, pasar yang digelontor beras medium dengan kualitas sangat baik, perilaku pedagang akan mikir juga kalau jual beras dengan harga mahal akan tidak laku," tegasnya.
Disinggung mengenai anggapan pedagang jika beras yang digelontorkan untuk operasi pasar tidak laku dijual, dia mengatakan pengakuan pedagang tersebut tidak sesuai dengan fakta di lapangan.
Menurut dia, saat sekarang yang dicari konsumen justru beras Bulog medium yang harga eceran tertingginya Rp9.450 per kilogram namun dalam operasi pasar dijual sebesar Rp9.000/kg atas permintaan Pemerintah Kabupaten Banyumas serta beras Bulog premium yang dijual sebesar Rp12.000/kg dan beras IR premium sebesar Rp11.500/kg.
Terkait dengan alokasi beras impor sebesar 2.000 ton untuk Bulog Cabang Banyumas, Rasiwan mengatakan hingga Rabu (8/2) seluruh alokasi beras impor tersebut sudah masuk ke gudang Bulog Banyumas.
"Beras yang digunakan untuk kegiatan operasi pasar merupakan beras penguatan pasokan yang berasal dari Bulog Cabang Tegal termasuk beras impor," jelasnya.
Ia mengharapkan beras dari Bulog Cabang Tegal maupun beras impor tersebut dapat mencukupi kebutuhan hingga datangnya masa panen raya di wilayah eks Keresidenan Banyumas yang meliputi Kabupaten, Cilacap, Purbalingga, dan Banjarnegara yang diperkirakan akan berlangsung pada bulan Maret 2023.
Menurut dia, hingga saat ini Bulog Cabang Banyumas belum menerima penetapan besaran target pengadaan beras 2023 dari Kantor Pusat Perum Bulog.
"Namun besok Kamis (9/2), kami akan mengumpulkan seluruh gapoktan (gabungan kelompok tani) yang ada di Kabupaten Banyumas untuk memetakan areal sentra panen sekaligus buat komitmen untuk jual hasil panen ke Bulog," kata Rasiwan.
Berdasarkan data yang disajikan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional, Rabu (8/2), harga beras di pasar tradisional Kabupaten Banyumas seperti Pasar Manis Purwokerto masih bertahan di kisaran Rp12.500-Rp13.000/kg sedangkan beras kualitas premium mencapai di atas Rp13.500/kg.
Salah seorang pedagang di Pasar Manis, Enjup mengakui harga beras medium maupun premium masih bertahan tinggi meskipun Pemkab Banyumas dan Bulog Cabang Banyumas telah menggelar operasi pasar dalam beberapa waktu terakhir.
"Harganya tetap tinggi meskipun ada operasi pasar beras medium dengan harga Rp9.000/kg karena konsumen suka beli beras yang bukan OP (operasi pasar)," jelasnya.
Pedagang lainnya, Ian mengatakan kenaikan harga beras terjadi karena minimnya pasokan komoditas pangan tersebut seiring dengan belum ada panen raya di Banyumas.
Akibatnya, kata dia, harga beras IR-64 medium yang sebelumnya dijual dengan harga Rp10.000/kg, saat ini mencapai Rp12.500/kg.
"Beras kualitas premium seperti Pandanwangi yang sebelumnya Rp12.000/kg, saat ini mencapai Rp15.000/kg," katanya.
Baca juga: Mendag Zulkifli Hasan temukan 500 ton MinyaKita dan stok beras aman
Baca juga: Mentan Syahrul Yasin Limpo pastikan stok beras aman hingga Lebaran