Korea Selatan tawarkan investasi senilai Rp1,5 triliun di Kabupaten Penajam

id Berita hari ini, berita riau terbaru,berita riau antara, Korsel

Korea Selatan tawarkan investasi senilai Rp1,5 triliun di Kabupaten Penajam

Pintu Gerbang Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur (ANTARA/Bagus Purwa)

Jakarta (ANTARA) - PT Prosympac Oil and Gas asal Korea Selatan menawarkan investasi Rp1,5 triliun untuk membangun industri pengolahan sampah menjadi bahan kimia di Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur.

Pemilik modal asal Korea Selatan, menurut Pelaksana tugas Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara, Nicko Herlambang di Penajam, Kamis, tertarik tanamkan modal dengan nilai Rp1,5 triliun.

Perusahaan yang bergerak di bidang minyak dan gas tersebut melakukan penjajakan dan melihat kebutuhan sampah yang digunakan untuk membangun industri pengolahan sampah menjadi bahan kimia di daerah berjuluk Benuo Taka itu.

Pemerintah kabupaten menyambut tawaran perusahaan Korea Selatan, kata dia, karena merupakan terobosan baru yang dapat menyelesaikan permasalahan sampah.

Konsep kerja sama yang ditawarkan melalui skema kerja sama KPBU (kerja sama pemerintah dengan badan usaha atau KPI (kerja sama pemanfaatan infrastruktur.

Dengan adanya rencana investasi tersebut, TPS (tempat pembuangan sementara) yang ada di wilayah Penajam Paser Utara bakal dijadikan TPS terpadu.

Sampah yang ditampung pada TPS terpadu tidak hanya sampah masyarakat Kabupaten Penajam Paser Utara saja, tetapi juga sampah dari daerah lain.

Jika produksi sampah di Kabupaten Penajam Paser Utara tidak mencukupi, maka alternatif menggunakan limbah dari produksi kayu dan hasil perkebunan kelapa sawit.

"Alternatif ini apabila kekurangan bahan baku akan dikombinasikan dengan limbah kayu dan sisa perkebunan kelapa sawit diolah untuk dijadikan bahan baku," ujarnya.

Bahan kimia dari hasil pengolahan sampah tersebut, digunakan untuk menghasilkan berbagai macam produk untuk kebutuhan masyarakat.

"Bahan kimia itu selanjutnya jadi produksi sabun dan detergen serta produksi lainnya," jelas Nicko Herlambang.

Baca juga: Kepala Otorita IKN Bambang Susantono ungkap lebih dari 100 investor nyatakan minat investasi

Baca juga: Ketemu Bahlil, Menkeu Hong Kong tawarkan kepada Indonesia pembiayaan investasi hijau